Monday 9 October 2017

Bungaisa Nenek 70 Tahun Terharu Terima Bantuan Hj. Suraida



Bungaisa Nenek 70 Tahun Terharu Terima Bantuan Hj. Suraida

Mamuju, Koran Investigasi
Seumur-umur katanya Bungaisa nenek 70 tahun belum ada pembesar di negeri ini mengulurkan tangan untuk meringankan beban hidupnya, mungkin karena tinggal di rumah kumuh yang tidak layak huni. Ia selalu berharap bantuan dari pemerintah, seperti lainnya. Namun akhirnya Bungaisa beserta cucu tercintanya bisa berlegah hati karena mendapatkan bantuan  dari  Ketua DPRD Kab. Mamuju Hj. Suraida Suhardi.
Kehadiran Ketua DPRD Kab. Mamuju itu beserta jurnalis dari organisasi IWO (Ikatan Wartawan Online) membuat nenek dengan cucu-cucunya terharu meneteskan air matanya, dan tak lupa memanjatkan puji syukur kepada Tuhan.
Karena tak menyangka kalau ada pejabat berhati mulia seperti Hj. Suraida Suhardi dengan ‘ringan  tangan’ membantu sesamanya, apalagi nenek Bungaisa yang notabene kaum papa katanya.
Bungaisa saat di kediamannya, menuturkan bahwa dirinya telah mendapatkan bantuan dari Ketua DPRD Kab. Mamuju Hj. Suraida Suhardi bersama Tim IWO Sulawesi Barat. "Saya dapat bantuan nak dari ibu Ketua DPRD Kab. Mamuju. Dan Alhamdulilla saya sangat bersyukur sekali seandainya bukan Bu Haji yang bantu saya tadi, kemungkin saya lapar lagi sebentar malam, karena tidak ada mi dan berasku," tandas nenek yang tinggal di rumah gubuk dengan perasaan senang kepada media ini, Senin 9/10/2017.
Sementara itu Amir tetangga mengungkapkan bahwa apa yang diberikan oleh Ketua DPRD Kab. Mamuju tadi merupakan rezki yang baru pertama kali oleh Bungaisa selama hidupnya, sehingga saat Ketua DPRD Kab. Mamuju pulang dari rumahnya, Bungaisa nenek 70 tahun itu menangis dan selalu melihat bantuan yang di berikannya itu, seraya bersyukur.
"Nenek itu selalu lihat bantuannya, sambil menangis karana dia baru pertama kalinya dalam hidup dapatkan rezki seperti itu," kata Amir yang selalu melihat aktivitas sehari-harinya.

Lanjut Amir , nenek Bungasia untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari bersama ketiga cucunya ia terpaksa harus membuat atap dari daun nipa lalu menjualnya dengan harga Rp 2.500 perlembar. Terkadang dari jajakan tidak laku, terpaksa ia harus bersabar bersama tiga cucunya hingga menunggu esok harinya lagi.  (Musraho)

0 comments:

Post a Comment

Baca Juga ?

Social Icons