Terkait Gelar Seni Budaya, Nuroji
Yakin Ada Pengaruhi Walikota
Depok, Koran Investigasi
Ketidak
hadiran Idris Abdul Shomad, selaku Walikota Depok pada acara gelar Seni Budaya
masih menyisakan kekesalan di hati Nuroji. Karena sebelumnya Nuroji sudah
mengundang Walkot Depok, lewat pesan singkat pun tidak ada jawaban dalam
memenuhi undangannya. Menurut Nuroji itu tandanya Walkot Depok tidak menghargai
dirinya dan juga seniman-seniman yang hadir di acara gelar seni budaya yang ia
adakan sebulan yang lalu (14/5/2016).
Ditemui pada
Minggu sore (19/6/2016) bertempat di "Betawi Ngoempoel" Jl. Tanah
Baru Depok, saat buka puasa bersama, dengan Wakil Walikota Depok Pradi
Supriatna, dan Fraksi Gerindra Ir. H. Nuroji selaku wakil ketua anggota DPR RI
di komisi X bidang Kebudayaan dan Pariwisata, dan sebagai Bendahara Gerindra
Pusat ini mengatakan bahwa ia sudah minta waktu tentang DKD (Dewan Kesenian
Depok) dan teman-teman kesenian mau ketemu, tapi Walkot Depok menghindar terus
bahkan ia menyatakan tidak mau ketemu.
"Di sini
bukan masalah partai, sampai saat ini tidak ada respon, dicuekin terus setelah
itu muncul polemik antara dewan kesenian dengan Munir dan dinas sebetulnya
pemicunya memang berita saya tentang walikota bahwa ia tidak memenuhi undangan
saya. Pak Wali ini, tidak bisa menyelesaikan masalah yang ada dia sengaja
menunda-nunda. Ini masalah sederhana, saya hanya minta tolong temuin
seniman-seniman ini mereka minta waktu, sampai sekarang tidak dikasih,"
ungkap Nuroji yang juga pemilik lembaga "Betawi Ngoempol".
Nuroji
menambahkan DKD yang diketuai oleh Munir itu tidak jalan sesuai fungsinya,
selama satu setengah tahun tidak ada yang dikerjakan. Stempel pun tidak punya,
tidak pernah ada rapat kerja, apalagi program kerja itu tidak ada. "ADRT
saja belum disahkan, akhirnya teman-teman inisiatif muslub (musyawarah luar
biasa) sebelumnya saya sarankan jangan muslub dulu ketemu pak wali dulu,
akhirnya ketemulah di Balaikota. Tiba-tiba muslub dipermasalahkan, alasannya
tidak prosedur. Prosedurnya yang mana? Kan ceritanya Munir yang di muslub,
kalau Munir yang di dalam muslub seharusnya diberhentikan. Bukan prosedur atau
tidak, ini ada orang yang tidak legowo dicari-cari pembelaan pada pak
wali," tutur Nuroji.
Lebih lanjut
Nuroji menjelaskan, ketua umum itu diangkat oleh musyawarah anggota pengurus
DKD dan diberhentikan oleh pengurus juga, jadi dia sebenarnya sudah
diberhentikan. Kekuatan dia itu hanya punya SK, sayangnya, Walkot Depok
mengakomodir orang seperti ini, membuat Nuroji tidak mengerti. Dan Nuroji
mempersilahkan media untuk bertanya, mengapa Walkot Depok membela Munir
mati-matian.
"Jadi
kegiatan kita tidak tergantung SK, SK diperlukan untuk legitimasi untuk
bekerjasama dengan pemerintahannya misal soal anggaran, kalau tidak ada SK
tidak dapat anggaran kita terpaksa cari duit sendiri, kita percaya sekuat
tenaga kalau pak Wali tidak setuju kita tetap cari sumber dana lain. Sebab DKD
dibentuk sebagai pakem Walikota, kalau dia tidak mengakui berarti tidak ada
pakemnya," jelas Nuroji.
Selain itu
Nuroji juga mengatakan, bahwa Walkot Depok pernah mengatakan bahwa DKD ini
orangnya tidak banyak. Nuroji mengakui DKD itu perwakilan beda dengan
perkumpulan komando, parade itu sebanyak-banyaknya orang mendaftar. "Kita
ini perwakilan cukup beberapa orang saja dari teman yang seni lukis, teater,
seni film dan seni tradisi, seni rupa itu diwakili bukan semua orang daftar,
makanya tidak semua hadir begitu saja, pak Wali tidak mengerti," ucap
Nuroji lagi.
DKD itu
bukan lembaga perkumpulan, tapi perwakilan dan anggotanya juga tidak banyak.
"Lihat saja DPR, juga tidak semua orang berduyun-duyun di Senayan, dia
juga mewakili dari pulau ke pulau, tapi perkumpulan itu seperti komando, Parfi,
Parade. Pak wali itu, tidak tahu dapat masukan dari siapa, dan dia kan tidak
pernah ikut roadshow. Saya sudah tahu, dia itu yang bisikin Munir. Munir
mempengaruhi Walikota sedemikian rupa sehingga seolah-olah tidak tahu
prosedural, tidak mekanisme," kata Nuroji yang juga mantan Wartawan itu
meyakinkan.
Pro kontra
di kancah politik, menurut Nuroji pasti ada. Nuroji menganggap masalah ini
sangat sederhana, dan Walkot tidak seharusnya mengadu domba kepada dirinya dengan
Munir. Nuroji menegaskan, agar dapat melihat situasi seperti apa, tidak perlu
mengorbankan apa-apa, Munir juga bukan siapa-siapa hanya tinggal mencabut SK
sudah selesai. "Bukannya saya menguber-uber SK, tapi bapak tidak
menghargai seniman dan sepertinya benci kenapa tidak mau ketemu dan apa salah
saya, bapak sebagai pemimpin tidak baik membenci orang. Dan saya tahu dia ada
yang pengaruhi," ketus Nuroji. (Karmila)
0 comments:
Post a Comment