Makassar, Koran Investigasi
SLBN Pinrang sepintas dipandang dari
luar, bangunan fisiknya cukup bagus serba wah, karena penataan halaman sekolah
memang cukup apik dan hijau atau sekolah berbasis lingkungan. Namun jika kita masuk
ke dalam mendekati gedung,
ternyata kita dapatkan satu couple perumahan yang tidak layak huni, di sebabkan lapuk dimakan usia.
Supaya tidak mubazir tempat dan bangunan 2 perumahan yang tidak
ditempati itu, maka Hj. Suwarni akan berencana membangun perpustakaan pada
salah satu rumah yang tidak ditinggali. Namun terkendala dengan pendanaan,
entah dari mana ia harus memperoleh untuk membangun gedung perpustakaan, padahal rak buku sudah
dipersiapkan dari jauh-jauh hari, begitupula dengan perabot-perabot
perlengkapan perpustakaan dan buku-bukunya sudah lengkap semua, katanya.
“Pengadaan buku dan perlengkapan perpustakaan ini, kita persiapkan
jauh-jauh sebelumnya dengan tidak sekaligus. Yang jadi masalah utama, dari
kemarin adalah pembangunan gedung yang
tak kunjung terbangun. Saya rasa,
ini kebutuhan yang sangat mendesak, dan menjadi prioritas utama sekolah, untuk
memenuhi proses belajar mengajar ,” jelasnya panjang lebar, termasuk menanti
uluran tangan pemerhati pendidikan
utamanya siswa-siswi yang berkebutuhan khusus ini.
Perlu diketahui di SDLBN dan SMPLBN Pinrang
ini, terdapat sebanyak 40 pelajar dengan siswa-siswi penyandang
Tuna Netra, Tuna Rungu,Tuna Grahita, dan Tuna Daksa. Menurut Suwarni,
Kepala Sekolah Luar Biasa Negeri Pinrang ini, mereka-mereka anak-anak kita berpendidikan khusus
sangat membutuhkan semacam fasilitas
perpustakaan, katanya.* Andi Syahruddin

0 comments:
Post a Comment