Makassar, Koran Investigasi
Untuk dapil 1, boleh dikata hanya ketua DPD Nasdem Mubyl H yang terpental dan dikalahkan oleh Ridwan Wittiri. Dua nama lagi yang patut disebut sebagai petarung meski kalah yakni A. Resa Ali dan Nurheni A. Barung yang keduanya dari Demokrat.
Tak satupun nama diatas tercantum caleg Nasyit Umar (Demokrat), A. Iwan Aras (Gerindra), Syamsu Niang ( PDIP ) pada prosentase hasil survei padahal Salah Satu nama dari ketiganya ( A. Irwan Aras - Gerindra ) Mendapatkan suara terbanyak dari seluruh caleg yang ada di dapil II yakni mencapai 94.000, Jauh melampau Yasir Mahmud yang beberapa hari belakangan menjadi bahan pembicaraan karena kemenangan mutllak yang diraih di Kabupaten Bone mengalahkan A. Rudiyanto Asapa mantan bupati sinjai.
Pada dapil 3 ada nama Amran - PAN juga mematahkan survei. beberapa lembaga survei lebih menjagokan Sekretaris DPW PAN Sulsel Buhari Kahar Mudzakkar. Hasil Survei CRC dan LSI Caleg Dapil Sulsel 3:
1. Markus Nari
2. Andi Pujiwati Hatta Marakarma
3. Andi Rahmat - PKS
4. Lutfy A Mutty
5. Fatmawati Rusdi Masse
6. Bahrum Daido
7. Andi Ida Nurshanty
Kemudian ada nama besar Incunben yang selalu dieluk elukkan bahkan diyakini kembali melenggang ke senayan yakni A. Timo Pangeran
Demikian pula Legislator PKS Sulsel, Amru Saher. Amru yang menurutnya sudah mendapat dukungan 90 persen kepala desa di Luwu yang bisa saja diarahkan untuk memenangkan dirinya ke Senayan, juga terpental jauh ke belakang.
Dapil Sulsel I
Dapil ini Dapil 1 meliputi Kota Makassar, Kabupaten Gowa, Takalar, Jeneponto, Bantaeng, dan Kabupaten Kepulauan Selayar. Dapil 1 yang disebut sebagai Sulsel I mendapat alokasi 8 kursi.
- Aliyah Mustika (Demokrat)
- Hamka B Kadi (Golkar)
- Azikin Soltan (Gerindra)
- Indira Chunda Tita Syahrul (PAN)
- Tamsil Linrung (PKS)
- Dewie Yasin Limpo (Hanura)
- Amir Uskara (PPP)
- Ridwan Wittiri (PDIP)
Dapil Sulsel II
Dapil 2 atau Sulsel II dengan 9 kursi meliputi Kabupaten Sinjai, Bone, Maros, Bulukumba, Pangkep, Barru, Soppeng, Wajo, dan Kota Parepare.
- Andi Rio Pajalangi (Golkar)
- A. Iwan Aras (Gerindra)
- Akbar Faizal (Nasdem)
- Nasyit Umar (Demokrat)
- Taufan Tiro (PAN)
- Andi Ghalib (PPP)
- Syamsul Bahri (Golkar)
- Syamsul Niang (PDIP)
- Akmal Pasluddin (PKS)
Sulsel III
Dapil 3 atau Sulsel III meliputi Kabupaten Sidrap, Enrekang, Luwu, Luwu Utara, Luwu Timur, Tana Toraja, Toraja Utara, Pinrang, dan Kota Palopo. Sulsel III mendapat alokasi 7 kursi.
1. Fuziah P Hatta (Golkar)
2. Fatamawati RMS (PPP)
3. Bahrum Daido (Demokrat)
4. Amran (PAN)
5. Andi Nawir P (gerindra)
6. Markus Nari (Golkar)
7. Lutfy A. Mutty (Nasdem
Inilah fakta yang harus dilihat dan diteliti secara jernih dan konsekwen, karena boleh jadi kekalahan nama-nama besar menuju ke-Parlemen adalah sebagai cerminan bahwa pemilih kita masih bersifat Feodal yang hanya tunduk dan takut atas ancaman sang penguasa di daerah pemilihannya. Sebut saja di Kab. Bone Misalnya, beberapa warga dengan terang-terangan mengungkapkan kepada kami bahwa “ Saya takut lari dari partai …………….? Karena diancam dari pihak Pemerintah Desa”. Kalau mereka tidak memilih partainya, maka segala urusan yang bersangkutan dengan pemerintah akan dipersulit. Bahkan beberapa warga masyarakat mengungkapkan kalau mereka tak akan mendapat lagi jatah Raskin dan BLT serta Jamkesmas. Mungkin mantan Bupati yang ikut caleg 2014 ini pernah melakukan hal serupa ketika masih berkuasa
Kemudian yang Kedua adalah santernya serangan Fajar menjelang Pileg. Dimana-mana masyarakat pemilih menanti serangan ini sebagai symbol kemenangan, Symbol untuk mendapat Rezky 5 tahunan. Tak peduli Haram apa tidak yang pasti mereka-mereka membutuhkan Money, dengan Motto “ Tak ada Uang tak Ada Suara”. Bahkan beberapa pemilih yang kami temui mengungkapkan “ Siapa yang paling banyak memberi itulah yang kami pilih”. Belum lagi dengan pembagian semabako yang kerap meramaikan sudut-sudut tanah kosong di perumahan warga. Tatkala sang pembagi ( Team Sukses ) berteriak lantang sambil menggengam Pena dan Kertas memanggil sang pemilih layaknya sang tengkulak. Sementara sang penjaga ( Panwaslu ) diam seribu kata menampik laporan dari caleg miskin yang tak mampu menyaingi sang konglomerat.
Beberapa Bulan lalu kami sempat berbicara langsung melalui telpon dengan Andi Timo Pangeran yang dipasilitasi oleh Fajar FM, kami mempertanyakan tentang Penomena Money Politic yang sangat santer dilakukan oleh Para Caleg dan Alhasil menurut beliau “ Itua adalah Strategi masing-masing caleg. Untuk memenangkan suatu dapil kita harus mampu menerapkan strategi yang tepat dengan pertimbangan kemampuan memadai” demikian kata ibu andi Timo P kala itu.
Dua penomena inilah yang dainggap sebagai Elektabilas Caleg yang dapat membuat Popularitas seorang anjlok seketika, mengapa ? karena tiadanya pembatasan dan larangan para Caleg untuk melakukan Money Politik serta Pemaksaan Kehendak. Sang hakim seakan-akan tutup mata. Ingat bagaimana Sang Hakim Kota Makassar di Pukuli oleh KPPS oleh karena ingin pemilu ini bersih. Mungkin kedepannya kita perlu Panwaslu diidisi oleh orang-orang jawara dan disegani bahkan ditakuti oleh sang Caleg serta semua jajaran yang terlibat dalam Panitia Pemilu agar ketika bertindak sang caleg dan juga lainnya akan tunduk dan patuh. * A. Ms Hersandy
0 comments:
Post a Comment