Ratusan Bonek Kacaukan Sragen Timbulkan 2 Tewas
Sragen, Koran
Investigasi
Sebanyak 389 arek Surabaya suporter
Surabaya United (Bonek) menyerang sekelompok
suporter Arema Cronus atau Aremania di dua lokasi yang berbeda di Bumi
Sukowati, Sabtu (19/12/2015) pagi. Dua anggota Aremania tewas dalam peristiwa
itu. Kapolda
Jateng Irjen Pol. Nur Ali mengatakan memulangkan ke
Surabaya ratusan bonek yang tidak teridentifikasi menganiaya dan merusak barang
sampai mengakibatkan dua korban tewas Sabtu (19/12/2015).
Kapolda sudah berkoordinasi dengan Polda Jatim untuk pengawasan
para bonek sampai daerah asalnya. “Siapa
yang tidak punya uang?” ujar Kapolda seraya disambut acungan tangan dari
mayoritas anggota bonek. Namun ketika ditanya Kapolda tentang siapa yang
membawa uang? Hanya sedikit anggota bonek yang mengacungkan tangan. Kapolda
berpesan kepada anggota bonek agar tidak mengulangi perbuatannya.
Sementara
aparat Satuan Reserse dan Kriminal Polres Sragen di bawah koordinasi
Kasatreskrim Polres Sragen Iptu Maryoto menyiapkan pemulangan para bonek sejak
pukul 15.30 WIB. Sebelumnya, ratusan anggota Bonek mendapat hukuman fisik
dari Polres Sragen, sedangkan Polisi menggelandang 33 suporter Surabaya United
ke Mapolda Jawa Tengah. Mereka ditetapkan sebagai tersangka terkait
pengeroyokan yang menyebabkan dua suporter Arema Cronus tewas di Sragen.
Puluhan
suporter itu tiba di Mapolda Jateng,
Sabtu (19/12/2015) sekitar pukul 23.00 WIB dan langsung dipisah menjadi dua
kelompok berdasarkan lokasi kejadian. Ada 17 tersangka yang diperiksa terkait
kejadian di SPBU Jatikusumo dan 16 tersangka lainnya diperiksa tentang kejadian
di tambal ban di batas kota Nglorog, Sragen.
“Kami
periksa para pelaku pengeroyokan hingga menyebabkan korban meninggal. Mereka
berstatus tersangka,” kata Wakil Direktur Reskrimum Polda Jateng, AKBP Daddy
Hartadi di Mapolda Jateng, Semarang, (20/12/2015).
Barang
bukti yang disita polisi cukup banyak yaitu berupa senjata tajam seperti
parang, pisau, kemudian ada ketapel, pelek ban, balok kayu, dan
“senjata-senjata” yang biasa digunakan untuk tawuran. Para tersangka diperiksa
dalam dua berkas berbeda sesuai TKP.
Daddy
menambahkan akibat pengeroyokan tersebut, dua orang meninggal, tujuh luka-luka,
dan empat kendaraan rusak. Korban tewas suporter Arema bernama Eko Prasetyo
alias Jum, 35, warga Desa Sebaluh, Malang, akibat dipukul batu paving di
kepala. Korban lainnya Slamet, 24, warga Pohgajih, Kecamatan Selorejo,
Blitar, tewas ditusuk senjata tajam.
“Akibat
peristiwa itu dua orang meninggal, tujuh luka, dan empat kendaraan rusak,”
tandas Daddy.
Pihak
Polres Sragen mengamankan ratusan suporter asal Surabaya, juga dikenal
dengan sebutan bonek, yang kala itu akan menyaksikan pertandingan Arema Cronus
melawan Surabaya United di Stadion Maguwoharjo, Sleman. Untuk menjaga keamanan,
33 orang yang sudah ditetapkan tersangka dibawa ke Mapolda Jateng menggunakan
dua truk Dalmas Polisi.
“Mereka
diamankan usai kejadian di TKP oleh petugas Polres Sragen dengan di-back up
anggota Ditreskrimum Polda Jateng,” kata Kanit I Jatanras, Direskrimum Polda
Jateng Agus Puryadi.
Kerusuhan berawal
ketika para bonek mendengar adanya pertandingan Surabaya United (Persebaya)
versus Arema Cronus dalam babak delapan besar Piala Jenderal Sudirman di
Stadion Maguwoharjo, Sleman, Sabtu malam kemarin.
Ratusan
anggota Bonek berkumpul di Surabaya dan berangkat ke Sleman pada Jumat
(18/12/2015) pukul 21.00 WIB. Mereka menyewa delapan truk fuso. “Kami
tarik iuran Rp30.000 per orang untuk menyewa truk itu,” kata Fadly, 20, salah
satu anggota Bonek asal Mojokerto, Sabtu siang.
Mereka
berangkat bersamaan melewati Sragen dan sempat dikawal aparat sampai
Ngawi. Sebanyak enam truk di antaranya berhenti di Stasiun Pengisian Bahan
Bakar Umum (SPBU) Jatisoma Sambungmacan. Ratusan anggota Bonek turun dari truk
dan menyerang bus pariwisata Wonderfull Indonesia berpelat nomor BG 7935 RF
yang penuh dengan para anggota Aremania asal Sebaluh Pandasari, Kecamatan
Pujon, Malang. Peristiwa itu terjadi pukul 04.00 WIB.
Bus
yang ditumpangi 32 penumpang plus sopir dan kernet itu dilempari batu para
anggota Bonek. Semua kaca bus remuk. Mereka sempat masuk ke dalam bus dan
menjarah HP dan dompet. Salah seorang anggota Aremania, Eko Prasetyo, 30, warga
RT 019/RW 004 Sebaluh, Pujon, Malang yang duduk di kursi depan ditarik massa
Bonek keluar dari bus.
“Eko
itu ditarik dan dipukuli dengan tongkat bambu. Kemudian kepalanya ditimpa batu
besar. Diameternya sekitar 30 sentimeter. Kepalanya pecah dan meninggal di
tempat. Saya tidak berani melihatnya,” kata Fery Tri Prasetyo, ketua rombongan
bus pariwisata itu.
Fery
mengatakan sebanyak 32 orang sengaja menyewa bus senilai Rp3 juta untuk
berwisata ke Pantai Parangtritis dan kemudian ke Sleman untuk
menonton pertandingan sepakbola.
“Kami
berhenti di SPBU itu untuk istirahat dan shalat. Saat kami mau melanjutkan
perjalanan tiba-tiba kami diserang ratusan orang. Kami tidak bisa lari karena
dikepung. Padahal tidak ada atribut Aremania yang kami kenakan,” ujarnya.
Rombongan
Bonek pun melanjutkan perjalanan setelah menyerang anggota Aremania di SPBU
itu. Saat perjalanan, mereka mendapati seorang suporter Arema yang berhenti
dengan mobil Daihatsu Zebra warna cokelat berpelat nomor AG 1275 KA di Jl. Raya
Sukowati Nglorog, Sragen Kota. Ratusan Bonek itu juga turun dan menyerang mobil
itu. Kaca depan mobil remuk.
Tujuh
penumpangnya melarikan diri. Nasib apes menimpa pemilik mobil, Slamet alias
Memet, 25, warga Pohgajih Blitar. Memet ditarik massa Bonek karena mengenakan
atribut Aremania. Ia dihajar massa sampai babak belur dan kepalanya bocor. Ia
terkapar di jalan dengan darah mengalir di bagian kepalanya.
“Tujuh
orang itu berhenti di Nglorog karena ban bagian belakang sebelah kanan bocor.
Saya melihat dari balik jendela rumah. Ratusan orang menyerang mobil itu.
Penumpang lari. Ada yang terjun ke sungai. Ada pula yang bersembunyi di kandang
sapi warga. Yang tidak selamat hanya Slamet itu. Kepala sempat ditimpa dengan
ban mobil. Saat saya tolong masih bernafas tetapi akhirnya meninggal di RSUD
Sragen,” kata Sri Haryono, 35, warga Dukuhan RT 002/RW 003, Nglorog, Sragen
Kota.
Peristiwa
di Nglorog itu terjadi pada pukul 04.30 WIB. Rombongan bonek pun langsung
meninggalkan lokasi setelah menghajar korban. Tim Polres Sragen di bawah
komando Kapolres Sragen AKBP Ari Wibowo mengadang rombongan Bonek di dua
lokasi, yakni di dekat Nglorog dan di depan Pos Lantas Kota.
“Saya
sudah memonitor kejadian itu sejak pukul 04.00 WIB. Saat kejadian ada polisi
tetapi hanya sedikit. Saya siagakan semua jajaran Polsek. Di SPBU ada 20 orang
untuk mengamankan korban dan identifikasi. Puluhan personel lainnya, baik
Lantas, Sabhara, Reskrim, dan Polsek bergerak mengadang di dua lokasi itu. Ada
20-25 personel di setiap lokasi,” ujar Kapolres Sragen.
Kapolda
Jateng Irjen Pol. Nur Ali turun ke Sragen untuk melihat perkembangan penanganan
kasus kerusuhan itu, Sabtu. Beberapa aparat Polda Jateng turut membantu tim
Satreskrim Polres Sragen untuk menginterogasi para bonek.(Widodo)
0 comments:
Post a Comment