Pelindo IV & Pelni Tidak
Maksimal Dalam Layanan Mudik
Makassar,
Koran Investigasi
KM.
Nggapulu Tinggalkan Penumpangnya
Penumpukan penumpang di
Pelabuhan Soekarno-Hatta Makassar pada mudik H-1 Kamis (17/7) pekan lalu
membuat pengguna jasa moda transportasi massal laut ini tidak nyaman, mereka
hanya memakai tenda-tenda seadanya tanpa adanya kepedulian dari instansi
terkait.
Awalnya KM. Nggapulu bertolak dari Makassar
menuju ke Surabaya balik haluan meninggalkan penumpang yang semestinya diangkut
ke rute Kalimantan, Bau-Bau, dan Serui. Entah dari mana perintah datang,
meninggalkan penumpangnya kemudian mengambil arah yang tidak seharusnya,
Makassar-Surabaya karena itu jadwal dadakan saja, atau bukan rencana program Pelni
jauh-jauh sebelumnya, katnya.
Koran Investigasi
beberapa kali mendatangi Kantor Pelni Cabang Makassar untuk diklarifikasi hal
tersebut, tidak pernah ada ditempat. Dan kemudian berulangkali mendatangi
pelabuhan Soekarno-Hatta tapi tidak berhasil menemui pucuk pimpinan.
“Teman saya sudah
mendata penumpang yang terlantar ternyata ada 119 orang, dan itu setiap saat
selalu bertambah terus orang yang berdatangan, baik dari berbagai daerah maupun
penumpang yang transit untuk melanjutkan perjalanannya ke Kalimantan dan
Bau-Bau, serta Papua,” ungkap security yang baru direkrut jadi satpam di Pelabuhan
Soekarno-Hatta Makassar.
Tali Semabua, Spd adalah guru olahraga SMA 1 Serui, salah satu
pengguna jasa Pelni yang kecewa berat, karena tidak pernah ia sangka kalau Pelni
ditinggalkan penumpangnya seperti itu, dan lebih memilih bertolak ke Surabaya. Alasannya
ketika di tanya sama orang Pelni katanya,
tujuan ke Surabaya jauh lebih banyak ketimbang yang ke Kalimantan dan Papua.
“Saya tidak
sangka-sangka kalau ada perubahan nantinya, baru kali ini terjadi dan tidak
biasanya. Padahal setiap Kamis sore, rutin berangkat dari pelabuhan
Soekarno-Hatta ke Kalimantan, Bau-Bau, dan ke Serui. Ya… sekarang banyak orang
kecewa, karena mereka tertahan di tenda yang tidak semestinya terjadi,” jelas
Tali yang transit di Makassar dan katanya harus mengeluarkan biaya jauh lebih
banyak lagi, setelah dari Bima kemudian mennggu kapal ke Serui, tempat tujuan
terakhirnya.
Pelindo
IV Abaikan Fasilitas Untuk Penumpang
Selain itu, penumpang
yang transit ternyata jauh dari kenyamanan, dan keamanan serta ketertiban.
Bagaimana tidak katanya ketika itu? Langit di atas pelabuhan mendung pertanda
hujan akan turun, berarti penumpang bersiap-siap basah kuyup dan banjir di
tenda. Terus melihat situasi dan kondisi memprihatinkan, di depan mata mereka
melihat preman terus berantam, gontok-gontokan saling menuding, yang satu
menunjuk suka mengambil barang penumpang, kemudian balik menuduh selalu main
judi di pelataran pintu gerbang masuk ke Kapal Pelni.
Gambaran di atas adalah
mengejawantakan situasi dan kondisi pelabuhan saat hari mudik dan arus balik di
Pelabuhan Soekarno-Hatta Makassar, dimana minim fasilitas serta kurangnya
pelayanan dari instansi terkait.
Pelindo IV sendiri yang
membawahi Pos Terpadu tidak terlihat saat itu, jauh sebelumnya penumpukan
penumpang seringkali terjadi dan dibiarkan pengguna jasa transportasi tersebut
tidak diurus sehingga mereka ada dimana-mana.
Ketika dikonfirmasi ke
Humas Pelindo IV ternyata mereka sibuk rapat untuk mempersiapkan diri menyambut
kedatangan Menteri Perhubungan dalam Sidak besok harinya ke pelabuhan. Namun
menurut beberapa sumber di pelabuhan, menteri tidak kunjung datang padahal
inpeksi mendadak ini ditunggu-tunggu Pelindo IV.
“Saya di suruh Ibu Hj.
Ana menemui Anda, ada yang saya bisa bantu. Soalnya Hj. Ana lagi sibuk rapat,
soal penumpang salah ki itu klarifikasinya,” tanggap staf Humas Pelindo IV yang
diutus Hj. Ana.
Sebenarnya Koran
Investigasi banyak yang dikonfirmasi ke pihak Pelindo IV karena keadaan tidak
memungkinkan, termasuk renovasi gedung kantor Pelindo IV yang menelan biaya fantastik
sementara fasilitas umum kurang memadai di dekatnya berjarak 20 meter, seperti
tempat penampungan penumpang yang terlantar jauh dari memadai, tidak adanya MCK
di tempat penampungan, tidak adanya pemisahan antara perempuan dan laki-laki.
Lantas mereka yang ada
ditenda itu, katanya sudah rentang terserang penyakit karena fasilitas umum
tidak memadai tadi. Menurut Dr. Wahyu dengan beberapa rekan petugas lainnya
yang masih aktif memberikan pelayanan dengan nota bene BPJS Pelabuhan
(KKP) dan masih dalam koordinasi dengan Pelindo IV, mengungkapkan ada 6
(enam) orang sakit, karena merasa lelah, gatal-gatal, dan influenza serta
batuk. Menurut mereka yang ada di tenda, tidak tertutup kemungkinan jika
keesokan harinya tidak jadi berangkat, penyakit lain akan mengincarnya,
katanya. (Andi syahruddin)
0 comments:
Post a Comment