Sunday 4 May 2014

Modal Kemauan Dapat Meraup Untung

Jakarta, Koran Investigasi

Bermodalkan semangat kerja,  Djasono memulai usaha jual beli barang bekas untuk menyambung hidupnya di Jakarta.  Djasono yang kini mencoba keberuntungan hidup dengan mengkoleksi barang-barang bekas itu, tentu memiliki langkah-langkah jitu, tidak harus hanya yang dimiliki kemauan saja, Diakui, pria pemberani ini, usahanya, berawal dengan hanya memiliki uang senilai lima juta rupiah saja. Menurutnya, dengan  sejumlah uang itu, tergolong  relatif  kecil  atau  kata lain berangkat dari nol, untuk  seukuran  kota metropolitan, Jakarta.  
Djasono sendiri, sebelum memulai usahanya, pernah bekerja pada  orang lain, namun seiring dengan waktu, pengalamannya bertambah setiap saat. Paparnya,   untuk itu, ia memulai berpikir bagaimana caranya mandiri, berpisah dari bosnya.  Dengan memulai usaha jual beli barang bekas.

Sementara  untuk hidup di Jakarta diperlukan biaya tidak sedikit pada setiap harinya, tanggapnya. Awal dimulai, usahanya memang sulit mendapatkan barang  bekas, kisahnya. Ternyata  ayah  tangguh tiga anak ini, tidak mudah menyerah, dan selalu berpikir  untuk berpikir lagi menggali potensi diirinya.
Salah satunya, modal  pergaulannya selama ini, membuat  banyak teman-teman loyalnya, bisa dimobilisasi  kemana saja. Teman-teman dilingkungan tempat tinggalnya, dibilangan Pulo Gebang, Rawa Bebek, Cakung. Membuat Djasono lebih mudah dalam menjalankan usaha dibidang yang dilakoninya itu. Kini, ia tidak lagi susah mendapatkan barang-barang,

Hubungannya dengan teman-teman itu, didasarkan pada saling mendapatkan keuntungan.  Sebaliknya juga, dengan informasi dari teman atau rekanan kerja, barangnyapun mudah dijual. “Pokoknya teman di sini, banyak membantu, dalam bertransaksi barang-barang bekas. Saya  tidak lagi kesulitan dalam mendapatkan barang atau menjualnya kembali,” tuturnya.

Menurutnya, potensi-potensi tadi itu, membuat perputaran  barang  semakin lancar. Imbasnya kepada pendapatan sehari-hari Djasono, semakin menikmati keuntungan. Djasono juga banyak bercerita tentang pahit- manisnya, membangun usaha dari nol.
Tak  kalah pentingnya, buat Djasono banyak-banyak bertukar pikiran  dengan teman-teman seprofesinya.  Sejak tahun 2000 hingga sekarang, usaha tetap eksis dan menangguk keuntungan setiap hari. Djasono kini telah memiliki anak buah yan g dipekerjakan. Pegawainya menangani, pekerjaan yang tidak tertangani, seperti pengangkutan  ke pabrik peleburan logam.
Sekarang Djasono merdeka dari himpitan ekonomi yang menderahnya, malah banyak di sisihkan dari hasil keuntungannya untuk menabung . Ia tidak  lagi dipusingkan  lagi,  biaya pendidikan  anak-anaknya ke depan, katanya.  Didi WJ/AS

0 comments:

Post a Comment

Baca Juga ?

Social Icons