Tuesday, 8 April 2014

Serangan Bagi-Bagi Uang ( Serangan Fajar )

Makassar, Koran Investigasi

Malam menjelang pemilu legislatif berlangsung, jutaan warga makssar, Sulawesi Selatan, riuh gempita menggunjingkan politik uang. Harapan mereka tentunya adalah bahwa para calon legislator (caleg) akan segera membagikan uang pada malam menjelang pemilu legislatif, Rabu, 9 April 2014, besok.

Obrolan seputar bagi-bagi uang atau yang dikenal dengan serangan fajar ini terdengar hampir di semua tempat di Makassar bahkan seluruh Wilayah Sulawesi Selatan. Mereka saling menanyakan apakah di daerah masing-masing sudah terjadi aksi bagi-bagi amplop yang berisikan uang.

Menurut beberapa warga, pengalaman pada pemilu tahun 2009 yang lalu misalnya didaerah kecamatan Rappocini- Kota Makassar serangan fajar ini dilakukan H-2 hinggan Ra H-1 sebelum hari pencoblosan. Amplop yang berisi uang yang biasanya pecahan  Rp.20.000, Rp. 50.000 dan juga Rp. 100.000 diberikan oleh para Tim Sukses para kandidat caleg dari berbagai partai bahkan terkadang Caleg tersebut yang turun langsung.  Mereka  telah memiliki daftar calon pemilih yang akan kecipratan uang. Jumlah amplop biasanya disesuaikan dengan jumlah pemilih di setiap rumah sasaran. Menurutnya, Pemilu 2009 silam adalah pemilu yang paling sadis serangan fajarnya oleh karena saat itu jumlah caleg adalah yang terbanyak dibanding pemilu-pemilu sebelumnya, bahkan diantara warga ada yang mendapatkan samapi Sejuta Rupiah. Seperti biasa menurut warga,  seorang caleg di daerahnya membagikan amplop mulai pukul 23.00  s/d sekitar pukul 06 pagi.  Terkadang ada yang diberi langsung dan ada juga yang selipkan dibawah pintu rumah dan bahkan ada yang di lempar begitu saja dihalam rumah warga apabila pagar rumah mereka tergembok.

Beberapa Warga lain mengaku telah menerima dan mendapatkan lebih dari tiga amplop kemarin malam ( 07-04-2014 ) dari caleg yang berbeda. Mereka bukannya menolak, dia justru merasa senang mendapatkan banyak uang. ”Kapan lagi ada rezeki nomplok?” ujar warga yang menolak disebutkan identitasnya.  Seperti sediakala pada pemilu sebelumnya bahwa kandidat yang paling santer melakukan serangan fajar adalah caleg yang telah berpengalaman alias calon kandidat lama.
Jumlah uang itu pun beragam, sekitar Rp 20-40-50 s/d 100 ribu. Uang yang diberikan melalui tim sukses di lapangan itu meminta hak pilihnya diberikan ke caleg tertentu. Isi amplop sudah dilampirkan kartu nama sang kandidat.  Meskipun tak bisa memantau pilihan di bilik suara, tim sukses itu konon bisa mengetahui jika ada penerima uang yang tak memilih.

Bagimana dengan Panwaslu ? apakah juga tahu akan hal ini ? Entahlah yang pasti serangan Fajar ini bukan lagi wacana akan tetapi adalah sebuah kenyataan yang menimbulkan kebobrokan akan parlemen kita selama ini.  Siapapun saja apalagi orang yang terlibat langsung dalam pesta 5 tahunan ini mereka pasti tahu menahu akan serangan Fajar, Tapi entah kapan Politik Uang ini hilang dinegara tercinta kita ini ? padahal Merekalah para Caleg Terpilih yang membuat undang-undang akan tetapi mereka pulalah yang melanggarnya. Panwaslu-pun dibentuk untuk kenyamanan demokrasi kita namun entahlah Serangan fajar tersebut tak pernah musnah.  Masyarakat kita sekarang ini boleh dikata semakin bodoh padahal pendidikan yang konon katanya semakin baik dari yang sebelumnya. Inilah cerminan draf para koruptor-koruptor Negara Republik Indonesia yang selalu terpuruk lantaran para Pembesarnya melakukan Korupsi secara berjamaah.  Entah kapan  serangan fajar seperti ini hilang dan musnah ?

Sebagai pengalaman penulis pada pemilu di-tahun 2009 yang kala itu masih dapil 5 ( Bosowa ), melihat secara langsung bagaimana caleg-caleg bergerilya kepedalam membawa ribuan amplop yang berisikan uang yang entah jumlahnya berapa. Inilah yang membuat penulis tak bergairah lagi untuk terjun kedunia politik kita yang sangat kotor dan busuk ini. Masyarakat kita tak boleh disalahkan karena sebenarnya mereka tak tahu apa makna semua itu yang pasti dia hanya menerima dan tak menjanjikan sesuatu untuk Para Caleg dengan motto “ anda memberi kami menerima”. A. Ms. Hersandy


0 comments:

Post a Comment

Baca Juga ?

Social Icons