Sunday, 31 December 2017

Pemprov Kepulauan Babel Segera Gelar Jazz Internasional



Pemprov Kepulauan Babel Segera Gelar  Jazz Internasional

Babel, Koran Investigasi
         Sepertinya Pemerintah Provinsi Kepulauan  Bangka Belitung tengah menggenjot pemasukan pendapatan daerahnya dari  sektor  wisata.  Buktinya pembangunan  infrastruktur terys dikebut. Menghadirkan penghibur dan event musik berskala Internasional tengah dilakukan.  Setelah  sukses menggelar Jazz On The Bridge  (Jobb) kini Pemprov Kepulauan Bangka Belitung segera meluncurkan even jazz yang lebih besar.  Jazz On the Beach   Jazz Babel International yang akan dihadiri sejumlah musisi jazz dunia untuk datang ke Kepulauan Bangka Belitung, demikian ditegaskan Gubernur Erzaldi Rosman Djohan usai berduet dengan Hj. Melati Erzaldi SH (isteri Gubernur) saat gladi resik Jazz on The Bridge, yang melantunkan lagu Adinda. 
       "Setelah event  ini,  kami akan menggelar event Jazz  kelas dunia.  Melihat animo masyarakat menyaksikan Jazz On The Bridge,  kami yakin masyarakat   mendukung  upaya  kami untuk membuat event jazz kelas dunia," tegas Erzaldi Rosman. 
      Dengan hadirnya Jazz Babel International setelah tiga event jazz tersebut diselenggarakan, menjadi target musisi jazz Idang Rasjidi, dalam upayanya untuk mengembangkan  Pariwisata di Kepulauan Bangka Belitung. Termasuk menghadirkan kemegahannya Jembatan Emas yang sudah dioperasikan di akhir tahun ini sebagai destinasi wisata baru. "Babel harus  memiliki  event jazz berskala  Internasional,  agar  wisatawan mancanegara berbondong-bondong datang ke sini,"  ujar Idang Rasjidi. 
       Dan yang membuat Erzaldi lega dihibahkannya tanah seluas 3.5 Ha dengan nilai Rp 19 M, yang sempat menjadi kendala penyelesaian pembangunan jembatan  Emas. 
      “Pemprov mengucapkan terima  kasih  kepada masyarakat  yang telah menghibahka  tanahnya,  sehingga pembangunan jembatan kebanggaan  masyarakat  Bangka Belitung bisa cepat  selesai, " ujar gubernur penggila musik jazz ini. 
        Dengan demikian di akhir tahun 2017 selain pembangunan fisik Jembatan Emas diselesaikan dibawah kendali Dinas PU Provinsi, Yopi Wijaya, juga telah diperindah dengan lampu LED warna warni senilai Rp 1.5 M yang berasal dari sumbangan para pengusaha. Sekaligus hadirnya sarana bermain, Playground Area PT ProLansekap Indonesia, di sisi panggung Jazz On the Bridge Bangka.   "Pembangunan fisik membutuhkan keindahan dan tahun depan harus disempurnakan, lebih  bagus, berkelas, untuk membuka perkembangan ekonomi masyarakat dan sekaligus mempersingkat jarak Tanjung Pinang – Sungailiat,” lanjut Gubernur.
        Pariwisata Babel jelas membutuhkan koneksi perhubungan darat, laut, serta udara yang terintegrasi dengan baik. Begitu pula dengan kesiapan infrastrukturnya. Bangka Belitung harus terkoneksi dengan Bali, Bandung, Yogyakarta, Medan, Jakarta, Palembang, serta koneksi antar kabupaten maupun kotanya. Apalagi sudah ada 12 event yang sudah menanti untuk mengisi agenda di Tahun 2018 nanti. Dimana 5 event diantaranya merupakan event sport International, papar Erzaldi. Disamping memfokuskan pada KEK Pariwisata Pantai Timur Sungailiat dan KEK Pariwisata Tanjung Gunung.
        Sebagai ujung tombak pengembangan dunia pariwisata Bangka Belitung, Jazz On the Bridge Bangka yang ditutup dengan kembang api, sukses digelar dengan hadirnya sejumlah musisi jazz lokal dan nasional di penghujung pelaksanaan perhelatan itu.
       Konser Jobb dibuka oleh penampilan Puput and Friends, Idang Rasjidi Syndicate langsung menggerakan adrenalin para penonton dengan tiga lagunya yang salah satunya berirama latino dengan hentakan perkusi dari wiradj bersaudara, dilanjuti oleh dua lagu dari Isti, debutan baru asal Pangkal Pinang, dengan suara khasnya yang sedikit jazzy, lalu kemudian hadir Mus Mujiono yang membawakan lagu hitsnya, disambung oleh Fariz RM juga dengan dua lagu hitsnya Barcelona serta Sakura Dalam Pelukan, dan Jazz On the Bridge Bangka dipungkasi oleh penampilan Tompi. (Tebe) 

Jembatan Emas Ikon Baru Provinsi Kepulauan Bangka Belitung



Jembatan Emas Ikon Baru Provinsi  Kepulauan Bangka Belitung 

Jakarta, Koran Investigasi
       Ditengah gencarnya pemerintah pusat  mengundang wisatawan baik dari dalam maupun mancanegara. Pembangunan  infrastruktur sangatlah penting,  apalagi juga diharapkan bisa menjadi  identitas daerahnya. Apalagi sudah ada contoh provinsi lain yang  membangun jembatan yang kemudian  menjadi ikon kota tersebut. Seperti jembatan Surabaya - Madura (The Suramadu Bridge) di Jawa Timur, Jembatan Barelang (Batam, Rempang, dan Galang) di Kepulauan Riau, lalu Jembatan Layang Pasupati, di Bandung Jawa Barat, kini ada jembatan baru; “Jembatan Emas”, yang menjadi ikon wisata baru di kota Pangkal Pinang Bangka Belitung. 
         Jembatan Emas yang membentang di keindahan Pantai Air Anyir, Pasir Padi, Komatadya Pangkalpinang Kabupaten Bangka ini memiliki sistem buka tutup atau bascule (jungkit). Dibangun memakai konsultan ahli dari Inggris dan menjadi satu-satunya jembatan berteknologi bascule di kawasan Sumatera. 
       Jembatan Emas hampir  sama megahnya  dengan jembatan Golden Gate di California, USA. Sebagai penunjang sarana  rekreasi  keluarga, 
di sekitar jembatan di lengkapi dengan Playground atau taman bermain yg bertaraf  international yang di pasang oleh PT. Prolansekap Indonesia, bahkan di lokasi ini lebih besar dari Kalijodo DKI,  dan nantinya merupakan cikal bakal tempat  pendidikan karakter mental anak yang langsung dibina oleh ibu Melati (Ibu Gubernur Bangka Belitung) 
         Jembatan Emas, yang dibangun dengan biaya lebih dari 400 miliar ini, awal pembangunannya dilaksanakan pada kepemimpinan Gubernur Bangka Belitung pertama, Eko Maulana Ali Suroso.  Kemudian dilanjutkan oleh Gubernur Plt, H. Rustam Effendi, B.Sc, Gubernur Plt, Hidayat Arsani, hingga tuntas pada era kepemimpinan DR. (HC) H. Erzaldi Rosman, S.E., M.M, yang menyempurnakan pembangunannya.
       Jembatan yang dibangun sejak tahun 2009 ini sangat memiliki daya tarik. Berbahan beton dengan rangka baja terlihat menjulang ke atas yang bisa terbuka dan menutup. Jembatan ini membentang sepanjang 700 meter dari daratan Kota Pangkalpinang hingga pesisir Kabupaten Bangka, tepatnya di Desa Airanyir, Kecamatan Merawang. Padahal sebelumnya untuk menjangkau dua wilayah ini harus menyeberang menggunakan perahu atau melewati jalan darat yang jaraknya sekitar 30 Km. 
       Jembatan ini tidak hanya menampilkan kemegahan konstruksinya, namun juga memiliki pemandangan yang tak kalah menakjubkan. Lampu-lampu yang menghiasi jembatan ini di kala malam, menjadi pilihan sejumlah fotografer untuk mengabadikannya. Diharapkan Jembatan ini nantinya dapat membuka akses pariwisata daerah.  Dipenghujung tahun 2017 jembatan ini secara resmi segera digunakan. 
       Guna memeriahkan acara peresmian tampak, antara lain Konser Musik “Jazz On The Bridge,” yang digelar selama dua hari, digelar Jum’at – Sabtu (29-30/2017).
      Gelaran musik yang  baru  pertama  kali  digelar  di Pangkal Pinang ini menghadirkan musisi jazz papan atas, Idang Rasidi, Fariz RM, Mus Mujiono, Tompi, dan sejumlah grup band lokal, Pangkal Pinang All Stars, Puput and Friends, Trade Four Band, Pusm Band, Wizard Band, d’soulcoustic, dan Filosopi Band. 
       Konsernys sendiri digelar di Pantai Kola, persis di bawah Jembatan, dengan menggunakan Jembatan Emas sebagai latar belakang.  Panggung terlihat lebih indah dengan sorot lampu warna-warninya. Setelah pagelaran Jazz On The Bridge, lampu yang menghiasi Jembatan Emas akan tetap terpasang sepanjang malam yang diharapkan akan menjadi daya tarik dan ikon pariwisata Kabupaten Bangka.
       'Dengan diresmikan jembatan Emas kebanggaan masyarakat Bangka Belitung ini,  kami harapkan akan mempercepat pemerataan pembangunan,  kesejahteraan masyarakat,  meningkatkan kunjungan wisatawan ke Bangka Belitung. Kita ingin pariwisata di Babel lebih maju dan berkembang di masa depan, “ ujar Erzaldi Rosman.  (Tebe)

Friday, 29 December 2017

Idang Rasjidi Mimpi Jobb Jadi Event Kelas Dunia



Idang Rasjidi Mimpi Pangkal Pinang  Jobb Jadi Event  Kelas Dunia

Babel, Koran Investigasi
      Sebagai putra daerah  Pangkal Pinang, Idang Rasjidi ingin memerdukan kampung  halamannya dengan musik Jazz.  Sebagai  gebrakannya Idang bersama Pemerintah Provinsi  Bangka Belitung menggelar  Jazz On The Bridge (Jobb)  
      "Sebagai putra daerah  saya ingin  menghadirkan event musik berskala Internasional.  Sebagai  langkah awal,  kami menghadirkan Jobb," ujar Idang  saat menggelar jelang pagelaran Jobb yang digelar 30-31 Desember 2017 bertempat  di bawah Jembatan Emas Pangkal  Pinang,  Bangka Belitung. 
         Sebagai gebrakan perdana Idang menggandeng musisi Jazz beken Mus Mujiono dan Fariz RM. "Kalau Jobb sukses, saya tantang panitia  untuk  menggelar event Jazz kelas dunia. Saya sudah katakan pada panitia,  saya kasih waktu  satu bulan  untuk  menyusun proposal untuk  event  Jazz kelas dunia  di Pangkal Pinang  di tahun 2018. 
        Mus Mujiono berharap event Jobb 2017 bisa sukses dan di kemudian hari Jobb bisa digelar lebih besar  dan melegenda seperti  Java Jazz. "Saya optimis Jobb bisa berkembang dan bisa lebih besar dan melegenda seperti event Jazz  di tempat  lain.  Misalnya Java Jazz," ujar Mus Mujiono berharap. (Tebe) 

Thursday, 28 December 2017

Ambo Intang Keluarga Prasejahtera Miliki Rumah Tak Layak Huni



Ambo Intang Keluarga Prasejahtera Miliki Rumah Tak Layak Huni

Bone, Koran Investigasi
Sepasang suami isteri lanjut usia (lansia) kurang mampu yang tinggal di rumah tak layak huni di Desa Pallae Kec Cenrana Kab. Bone. Mereka warga yang melihatnya ikut prihatin, namun tidak mampu berbuat apa-apa. Karena menurutnya, hanya pamong lah yang dapat menggerakkan warga untuk berbuat  guna membantu.
Keprihatinan masyarakat di sekitarnya bertambah, ketika hujan mebuat kakek-nenek ini mencari tempat berteduh di rumahnya yang tidak tampias dari air. Di sana-sini rumah kediamannya bocor, meski beratap seng, tapi tak mampu menahan deras hujan mengguyur, atap rapuh dimakan usia alias kropos berkarat.
 Tak sampai di situ kekuatiran sang nenek dan kakek, pada saat hujan dan angin bertiup kencang, membuatnya ia tidak pernah tenang dan nyaman tinggal di rumah. Sepanjang musim hujan, sepasang keluarga manula ini dalam keadaan cemas tak menentu, soalnya rumah hampir rubuh, karena lapuk dimakan usia.
Hanya satu-satunya harapan yang ditunggu katanya, uluran tangan pemerintah desa dan pemerintah daerah. “Seng rumah saya sudah lama berkarat dan bocor, demikian juga kayu rumah sudah lapuk. Tak pernah mendapatkan bantuan pemerintah, saya pernah mendengarkan ada perbaikan rumah,” ungkap Ambo Intang mencoba  menerka-nerka bantuan di pemerintah.
Lanjut Ambo Intang, ia pun sangat berharap kepada pemerintah desa maupun daerah, agar mendapatkan bantuan  seperti yang ada di  sebagian kecamatan yang ada di Kabupaten Bone katanya.(Syamsuddin, SH)

Baca Juga ?

Social Icons