Teluk
Lamong, Pelabuhan Terbaik di Indonesia
Surabaya,
Koran Investigasi
Deputi II Bidang Sumber Daya Alam dan Jasa
Kementerian Koordinator Kemaritiman, Agung Kuswandono mengatakan Teluk Lamong
adalah pelabuhan terbaik di Indonesia. Hal ini disampaikannya saat kunjungan
kerja ke Terminal Teluk Lamong, Gresik, Jawa Timur, Selasa (27/10/2015).
Pelabuhan yang terletak di kawasan Indonesia Timur
ini sebelumnya sudah diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada 22 Mei
lalu.
“Menurut saya ini the best. Bukan saya ngecap. Saya mengikuti
proses pembangunan pelabuhan ini sejak di Bea Cukai,” kata Agung.
Lebih lanjut Agung menuturkan, pelabuhan Terminal
Teluk Lamong ini diharapkan akan menjadi standar pelabuhan internasional di
Indonesia.
“Pelabuhan yang standar internasional itu seperti
apa? Nanti kita bisa lihat sendiri. Kita ingin Indonesia punya pelabuhan bagus
seperti Teluk Lamong ini. Salah satu pelabuhan bagus itu seperti ini,” kata
dia.
Dalam pemaparan direktur operasional, waktu bongkar
muat di Teluk Lamong saat ini mencapai 4,7 hari. Dengan sudah beroperasinya
Terminal Teluk Lamong ini, kata Agung, pelabuhan ini juga diharapkan bisa
mempercepat waktu bongkar muat yang selama ini jadi permasalahan akut di
berbagai pelabuhan di Indonesia.
Sebelumnya, Terminal Multipurpose Teluk Lamong
rencananya akan dioperasikan untuk penanganan kegiatan bongkar muat peti kemas
internasional dan curah kering internasional. Selain itu, pelabuhan itu juga
dibangun untuk mendukung program pendulum nusantara yang melibatkan Pelindo
I-IV untuk melayani kegiatan peti kemas domestik.
Fasilitas yang tersedia di Terminal Multipurpose
Teluk Lamong berupa dermaga sepanjang 500 X 80 Meter, lapangan curah kering
seluas 6 hektar, lapangan penumpukan peti kemas 15 hektar, kantor dan lapangan
parkir truk 7,2 hektar, 5 unit container crane (CC), 2 unit ship unloader, 2
unit conveyor, 10 unit automatic stacking crane (ASC), dan 30 unit head truck
dan chassis.
Dari kajian internal Pelindo III, pada awal
pengoperasian Terminal Multipurpose Teluk Lamong, akan menampung 6,5 Juta Ton
curah kering, 300 TEU’s peti kemas internasional, dan 400 TEU’s peti kemas
domestik.
Dengan kondisi tersebut, akan ada tambahan kendaraan
sebanyak 1.500 unit per hari yang datang ke pelabuhan. Artinya, paling tidak
membutuhkan jalan penghubung dan akses untuk menghindari kemacetan dengan
membangun akses di ruas Tol Surabaya-Gresik sepanjang 1 kilometer.
Kepala Humas PT. Pelindo III (Persero), Edi Priyanto
juga membenarkan bahwa saat ini kapal-kapal internasional bermuatan besar sudah
mulai sandar di Terminal Teluk Lamong karena kedalaman dermaganya mencapai -14
meter LWS dan kedepan bisa diperdalam lagi hingga -16 meterLWS. Juga telah
dilakukan revitalisasi Alur Pelayaran Barat Surabaya, dengan lebar alur menjadi
150 meter, kedalaman menjadi -13 mLWS pada tahap pertama dan secara bertahap
akan diperlebar hingga 200 meter dan dalam -16 mLWS, sehingga kapal tujuan
Indonesia tidak perlu lagi singgah ke Singapura.
“Pelayaran dapat menikmati efisiensi waktu dan biaya
dengan membongkar dan memuat barangnya di Terminal Teluk Lamong dan telah
dibuktikan dengan adanya rute kapal internasional asal Tiongkok, Hongkong, dan
Korea yang bisa langsung mengirimkan barang ke Indonesia melalui Terminal Teluk
Lamong tanpa harus transit melalui Singapura lagi”, tandas Edi. (Icsan)
0 comments:
Post a Comment