Tuesday, 1 September 2015

Festival Sangiang Api Pecahkan Rekor Muri





Festival Sangiang Api Pecahkan Rekor Muri

Bima, Koran Investigasi
Festival  Sangiang Api terselenggara Sabtu 22 Agustus 2015 di Villa Wadu Paju, Dusun Tololai, Desa Mawu, Kec Ambalawi, dengan beragam kegiatan lomba yang di sajikan. Festival dibuka, 05 Agustus 2015, Dimana Siwe Masa Rimpu Tembe, perempuan berjilbab dan Siwe Manggentu Tembe, wanita berpakaian sarung, sebagai pengganti celana dan rok panjang di jaman dulu, sarung khas Bima (Nggoli).
Festival di ikuti kurang lebih 25 ribu peserta dari gadis dan ibu-ibu, dengan berjalan kaki maraton 3 km, untuk memecahkan rekor Muri.
20 ribu yang jadi target peserta, ternyata terlampau. Sebelumnya dipecahkan Kab Dompu, dengan peserta 11 ribu.
Bermacam-macam kegiatan lomba antara lain, memancing dan memanah ikan di laut, lomba dayung sampan, renang, Fashio show berkategori pakaian kerja, dan  sekolah tingkat SDN, SMP, SMA, lomba pakaian adat Bima, lomba pentas seni antara lain, Tari Gunung Sangiang Api, Tari Ndoku, tari kreasi SMAN Ambalawi, tari kreasi  SDN Tolo Lai, pantun Bima (Kapatu Mbojo), Kareku Kandei, Kasida Rebana, Hadrat, lomba biola dan lomba gambus, dan kegiatan pameran seperti pameran kain budaya Bima, kreasi Jompa Rite, kreasi Batok Kelapa, kreasi seni kaligrafi pasir warna-warni, dan tidak ketinggalan pameran batu akik.
Kegiatan festival ini di tutup 29 Agustus 2015 Sabtu malam, yang di ikuti  500 stand peserta. Lomba fashion show dam pentas seni, untuk cabang pentas seni sebanyak 39 orang  mendapatkan juara 1, 2, dan 3, dari 70 orang peserta.
Ihsan dan Julfida sebagai MC, dalam keterangannya bahwa, setiap peserta lomba di wajibkan memakai Pakaian Adat Bima. Dari kegiatan ini, tercatat antara 3-5 ribu orang pada setiap malam datang berkunjung, dan diharapkan kata  Ihsan, kegiatan ini bisa jadi kalender tahunan. “Semoga pelaksanaan festival ini berkelanjutan dan di laksanakan lagi pada tahun depan,” Harap Julfida.
Ketua panitia festival Muhtar SH, “Saya bersyukur, dengan terselenggaranya kegiatan ini, karena dukungan besar dari pemerintah yang sangat luar biasa, begitupun dukungan dari masyarakat, dan berharap agar kegiatan ini bisa di laksanakan setiap tahunnya. Di jadikan tradisi budaya Bima, bertujuan untuk memperkenalkan adat budaya daerah Bima pada masyarakat luas, baik lokal, nasional maupun ke manca negara,” Harap Muhtar.
Senada dengan Linda, Manager Villa Wadu Paju, bahwa kalau masalah meningkatnya pendapatan, biasa saja dikejar. Namun yang lebih penting  adalah momentumnya supaya pariwisata di Wilayah Bima Utara ini, bisa di kenal, di Kab Bima, nasional bahkan di dunia jika perlu. “Karena di sini, punya tempat pariwisata yang sangat menarik, perlu kita kembangkan informasinya. Dan akhirnya tentu ada potensi ekonomi di bidang ini,” Kata Linda dengan sangat yakin bisa didorong pertumbuhan ekonomi Bima dari sektor wisata. (Edy Mulyadin)

0 comments:

Post a Comment

Baca Juga ?

Social Icons