Pameran
Batu Aki 2,5 Ton Di Bima
Bima, Koran Investigasi
Festival
Gunung Sangiang Api di Villa Wadu Paju Dusun Tolo Lai Desa Mawu Kec Ambalawi, di mulai 22 Agustus 2015 yang
di ikuti beragam lomba tersebut. Turut ikut serta pameran batu akik lokal Kab
Bima dan sekitarnya seberat 2,5 ton milik
Muhamad Ali, salah satu pegawai PT Ferry ASDP Kec Sape. Selama 1minggu, batu
akik yang beragam jenis ini di pamerkan, agar masyarakat yang belum mengetahui,
bisa menyaksikan secara langsung, sekaligus untuk memperkenlkan potensi Sumber
daya alam, secara meluas, kepada warga pencita batu akik. Untuk stand batu akik
ini, ratusan pengunjung mendatangi, dan mengagumi, bahkan ada yang membeli koleksi
batu akik Ali, yang terbanyak dan terbesar di Kabupaten Bima bahkan di Prov NTB
itu.
Beragam
jenis dan motif yang di pamerkan, antaranya ada jenis Naga Swi dari Kab Dompu
dengan 4 jenis variasi dan motif yang
berbeda, Calsedon dari Kec Lambu, Red Jasper, Kecubung, Lumut Akuarium, Fosil Asam
dengan motif hitam keputian, Fosil Sarang Tawon, Bulu Macan, Pirus dari Kec Wawo,
Panca Warna dari Kab Dompu, Calsedon Mata Gandum, dan Lipan bermotif coklat
hitam, yang berbeda motif dengan Lipan Sukabumi berwarna putih, dan masih
banyak lagi jenis-jenis baru yang belum di ketahui namanya.
Dalam
pantauan Koran Investigasi Sabtu 29 Agustus 2015 pukul 22.00 di lokasi pameran,
bongkahan batu akik dari yang kecil seberat 3 Kilo sampai bongkahan besar 75
Kilo, mendapat perhatian dari masyarakat.
Selain bongkahan ini di pamerkan, ada ratusan
biji batu yang siap di pakai. Juga ada ratusan batu cincin lagi yang belum di
pasang digagangnya, dan ratusan kalung batu akik siap di pakai.
Salah satu
petugas sekaligus penggiat batu akik Awam menyatakan pada koran investigas, Bongkahan Lumut Akuarium seberat 15 kg, sudah pernah di tawar Rp 300.000.000,- juga
bongkahan jenis Lipan Bima, pernah di tawar Rp 25.000.000,-
Harga
batu tergantung jenisnya,1cincin biasa di hargai Rp 50.000,- hingga Rp 300.000,-.
Seperti jenis batu Naga Swi dihargai Rp 700.000/cincin, beda dengan cincin
liontin Naga swi bisa di hargai Rp 1,5 juta, tetapi tergantung dengan motif dan
jenisnya katanya.
Ketika
di konfirmasi oleh Koran Investigasi, penggiat koleksi batu akik Muhamad Ali, "Dalam pameran batu di
festival ini, saya sudah menghabiskan uang sebesar Rp 8.000.000,- dari ongkos makan
dan minum, sewa penginapan, uang saku 7 orang anggota, selama 1 minggu, sampai
malam penutupan ini,” Lanjutnya, “Karena hobi sehingga banyak. Saya ingin berbagi
dengan koleksi batu akik lainnya. Dan saya tidak jual perbiji, ingin menjual
dalam bentuk bongkahannya saja, juga saya mau jual secara keseluruhan, langsung
dengan paket atau partai,” tegasnya.
Lanjutnya,
masih ada lagi batu akik sebesar 7 Ton yang belum di poles, semuanya batu lokal
dari daerah Bima, tidak kalah dengan jenis batu akik, dari Jawa dan Jakarta
katanya. Dalam waktu dekat, akan di bangun tempat pameran kecil, seperti
museum, untuk di kunjungi masyarakat, “Semoga menjadi momentum di festival ini,
untuk memperkenalkan sebagian SDA Bima agar di ketahui orang luas, baik di
daerah Bima NTB, nasional bahkan manca
negara,” Harap Ali.
Dan
kepada investor/kolektor katanya yang berminat untuk koleksi batu akik, bisa hubungi
Ali Hp 0822-3600-1835. (Ady Mulyadin)
0 comments:
Post a Comment