Makassar, Koran Investigasi
Keberhasilan pembangunan di
KelurahanParangloe, KecamatanTamanlanrea, berkat dukungan dari semua lapisan masyarakat. Diakui, H.
AbdRahman, SE, Ketua LPM KelurahanParangloe, juga turut andil organisasi kemasyarakatan,
seperti kelompok tani, perkumpulan ibu-ibu olahraga senam, majelis taklim,
lembaga pendidikan, RT, dan RW serta paguyuban lainnya yang ada di
tengah-tengah warga Parangloe, bahu membahu dengan bentuk konkrit bergotong royong
mendorong perkembangan pembangunan di
daerahnya. Hal ini terungkap lewat Musrembang tingkat Kelurahan Parangloe, yang
dilaksanakan di ruang TK
Islam Cempaka Jln Bontoa Raya No. 47 A Kelurahan ParangloeSelasa, Februari 2014
.
Pembangunan lewat swadaya masyarakat yang
berhasil dihimpun dana dari berbagai komponen masyarakat, tercatat di laporan Lembaga
Pemberdayaan Masyarakat sebanyak Rp 937.950.000,-(Sembilan ratus tiga puluh tujuh juta sembilan ratus
lima puluh ribu rupiah), untuk periode pembangunan 2013. Menurut Robert dan rekannya
yang mewakili dari Bapeda sebagai tenaga pendamping di KecamatanTamalanrea,
Kota Makassar, sungguh merupakan capaian yang sangat luar biasa, katanya.
Dari
data LPM pada triwulan I hingga triwulan
IV menunjukkan nilai nominal tahun buku
2013 berfluktuasi, namun memberikan sinyal positif, dimana peningkatan pembangunan
secara nyata dirasakan warga. Lihat saja katanya, pembangunan masjid, perbaikan
setiap lorong dengan menggunakan paving block, pembuatan sumur umum,
pengadaan lahan untuk pembangunan gedung baru “Baruga Sejahtera”, dan masih banyak
lagi yang belum di sebutkan satu persatu.
“Masih banyak yang belum dicatatkan oleh
kami, ada beberapa sumbangan yang sifatnya langsung
Penggunaannya di lapangan. Bantuan spontan,
baik berupa barang maupun bentuk uang.Seperti pak lurah, pernah dimintakan Rp
100 ribu,” ungkap H. Abd Rahman, SE saat
memimpin Musrembang. Musyawarah Pembangunan Desa/Kelurahan
(Musrembang) Tingkat Kelurahan Parangloe Kecamatan Tamalanrea Kota Makassar
Tahun 2014 ini, bertujuan merumuskan kesepakatan dan kesepahaman dalam mengambil
langkah pembangunan kedepan di Kelurahan Parangloe, untuk tahun 2015 nanti.
Pencemaran
Lingkungan Di Parangloe
Dalam musrembang itu, terdapat beberapa usulan
antaranya kelompok tani, dimana mereka mengusulkan agar pihak industri jangan membuang
limbahnya sembarangan, sebelum diendapkan dan diolah kembali menjadi air bersih. Mereka mewanti-wanti dalam musrembang,
jika diabaikan akan melakukan demo besar-besaran kembali, seperti yang pernah dilakukan
pada Agustus dan September 2013 lalu.
Sementara Muh Rais, Kelompok Tani Pumbakti saat
di temui di luar musrembang, mengiyakan ada beberapa kelompok tani yang
menganggap pihak industri sudah melampaui ambang batas kewajaran,
sehingga mengisyaratkan petani akan bergerak menutup kembali saluran pembuangan
limbahnya. Bayangkan katanya, jika pemakaian air oleh pabrik ini sekitar 5000
kubik perhari, dan mencemari areal pertaniannya. Kejadian itu selalu saja berulang,
jika musim hujan limbah bercampur dengan air, berwarna hitam dan berbau sangat menyengat
hidung.
Menurut Rais lagi, ada cara-cara mereka para
industrri di Parangloe untuk menghindari konflik berkepanjangan dengan petani,
yakni dengan penguasaan lahan petani, selain tujuannya perluasan lokasi pabrik. Hal
semacam ini, sangat merugikan masyarakat petani, karena uang dipegang petani, hanya sementara sifatnya.
Saat dikonfirmasi
Risman Darwis Asisten Facility Manager PT. Parangloe Indah, sebagai korporasi
Makassar Tene, ternyata tidak tahu
menahu soal pernyataan manajemen Makassar Tene, sebab memang sebenarnya terpisah struktur organisasinya, katanya. “Soal
janji Makassar Tene kepada warga, tanya langsung ke Makassar Tene,” jelasnya
ketika disambangi di ruang kantornya.
PT. Parangloe
Indah, hanya menyangkut kebijakan pengawasan dalam kawasan, seperti jika
buruknya kondisi lingkungan termasuk kebersihan dan keamanan, serta kenyamanan,
tambahnya. Dengan kejadian seperti ini, maka kebijakan Parangloe Indah akan
mengeluarkan teguran tiga kali, dan akan diikuti sanksi administrasi.
Sementara Koran
Investigasi bekali-kali mendatangi pihak Makassar Tene tidak ada yang bersedia
menerima, untuk dimintai keterangannya. Berulang-ulang pihak satpam menelepon
ke pihak manajemen, tapi selalu menghindar, dirut berada di Jakarta, sedangkan manajernya pulang kampung untuk merayakan
Imlek, katanya. Menurut Sudirman security Makassar Tene, I Nyoman sebagai HRD
yang juga berwenang memberikan penjelasan tidak pernah ada di tempat. Ketika dimintai
kesediaannya, hanya dia berpesan lagi ada di Hotel Sahid, meeting lah, cutilah,
dan pulanglah dan sebagainya.“Sebaiknya, kita datang lain kali saja, atau
telpon dulu sebelum datang,” ungkapnya.
Hal serupa juga
terjadi pada KTC (Pabrik Kayu Lapis), dan PT Cahaya Cemerlang, sama-sama
manajemennya bungkam seribu bahasa,
ketika dimintai konfirmasinya, tentang turut andilnya dalam memberikan buruknya
lingkungan hidup di Parangloe. Sementara manajemen di tingkat bawah di masing
perusahaan tersebut, saling tuding. Katanya, sebelum kehadiran Makassar Tenne,
lingkungan Parangloe masih aman-aman saja.
Sedangkan
orang-orang Makassar Tenne, balik menuduh PT Cahaya Cemerlang, memberikan andil besar,
dengan mengeluarkan limbah warna hitam yang baunya menyengat di mana-mana.
Sedangkan tokoh masyarakat menyoroti
ketiga perusahaan itu lalai mengendalikan limbahnya, sehingga bocor ke lahan
pertanian warga. * Andi Syahruddin
0 comments:
Post a Comment