Kabid Penyelenggara
Haji Sulbar Diduga Memanipulasi
Data
Mamuju, Koran Investigasi
Di Kementerian
Agama yang dicap dan disebut-sebut sebagai kementerian terkorup, ternyata
berimbas kepada semua lini, utamanya di
bidang penyelenggaraan haji. Halnya di Kanwil Sulbar yang santer disebut
beberapa orang, tempat yang paling banyak memanipulasi data jamaah haji serta
paling empuk timbulkan korupsi, ternyata banyak tingkat proteksinya, baik LSM
maupun wartawan yang ingin mengklarifikasi program-program pemerintah daerah
serta pusat, selalu tidak mendapatkan kesempatan.
Kepala Bidang Penyelenggara Haji Kantor
Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Barat H. Misbahuddin alergi
terhadap wartawan, pasalnya sudah beberapa kali media ini ingin mengkonfirmasi
tentang penyelenggara haji di Sulawesi Barat tentang daftar tunggu para calon jamaah
haji yang ingin berangkat ke tanah suci, namun tak kunjung bisa ketemu dengan
berbagai macam alasan klise.
Seperti terjadi 26 April 2016, media
ini kembali ingin menemui Misbahuddin, namun justru jawabannya di sampaikan ke penjaga piket untuk
menyampaikan ke media ini bahwa dirinya sedang sakit kepala, bahkan sebelumnya
media pernah di kelabui Mishuddin bahwa dirinya tidak berada di tempat padahal Misbahuddin
masih ada di ruang kerjanya, dan kemudian sempat membohongi wartawan bahwa kabid tidak ada, padahal
yang bersangkutan tempat bertanya.
Cerita bohong
yang selalu utarakan itu, ternyata bukan hanya saja wartawan media ini. Padahal mobil dinasnya terparkir di depan
kantor Kanwil Kementerian Agama Sulbar, jadi saksi keberadaannya.
“Maaf bapak lagi sakit kepala, tidak
bisa ditemui hari ini,” ungkap satpam kantor Kementerian Agama Provinsi
Sulawesi Barat.
Sikap protektif yang
menghalang-halangi kerja pers, dianggap sebagian pihak, ada program pemerintah
yang tidak ingin disosialisasikan, menyangkut kepentingan orang banyak Sulbar.
Isu yang berkembang di Sulbar sekarang, bahwa bagi kalangan berduit dengan
gampang naik haji tanpa antri, hanya menyetor sejumlah uang yang fantastik lewat bidang penyelenggaraan jamaah haji Sulbar, demikian juga biro perjalanan haji
mereka bisa atur .
Seperti kantor pelayanan publik
lainnya, di Penyelenggaraan Haji ini mestinya berbenah dan berbuka diri untuk
informasi, guna kepentingan masyarakat Sulbar. Tidak perlu lagi informasi
ditutup-tutupi, yang akan memberikan peluang bagi pejabat yang tidak
bertanggungjawab. Reformasi birokrasi tidak sepenuhnya berjalan di Kanwil Kementerian Agama Sulbar. Sebagaimana diketahui di lingkup bidang tersebut beberapa kali didorong untuk reformasi biroksi tapi nyatanya tidak berubah (Musraho)
0 comments:
Post a Comment