Sunday, 3 January 2016

Film Ngenest Mentertawakan Kaum Minoritas




Film Ngenest Mentertawakan Kaum Minoritas

Jakarta, Koran Investigasi
          Satu lagi komika beken terjun sebagai sutradara, menulis cerita sekaligus main film. Setelah Raditya Dika lebih dulu berkecimpung di dunia film layar lebar, kini giliran Ernest Prakasa.
          Tanpa bermaksud meniru kesuksesan rekan sejawatnya yang lebih dahulu memproduksi film komedi yang mengangkat para komedian dari program stand  up comedy seperti MD Entertainment dan Soraya Film. Chand Parwez dari Starvision mengaku lebih beruntung bisa menggaet Ernest Prakasa untuk menyutradarai film Ngenest yang diadaptasi dari novel dengan judul yang sama karya Ernest Prakasa.
         "Saya melihat Ernest sutradara dan penulis muda berbakat dan cerdas. Jujur saya merasa beruntung bisa menggaet untuk bekerjasama membuat film komedi akhir tahun paling lucu itu," aku Chand Parwez produser film bertangan dingin  saat bincang dengan media di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan baru-baru ini.
       Ernest mencoba menawarkan cerita realita kehidupan yang banyak dialami warga keturunan China. Yang suka diolok-olok oleh warga pribumi. Kegetiran sebagai warga minoritas di bumi Indonesia yang sangat mejemuk ini. Berangkat dari pengalaman itulah, film Ngenest yang disutradarai Ernest Prakasa diproduksi rumah film Starvision Plus.
      Parwez selaku produser yang matang dalam memproduksi film bergenre drama komedi, kegetiran itu, bahkan mampu disikapi dengan canda dan tawa, tanpa harus mengurangi kedalaman makna yang bisa dipetik dari pengalaman hidup bernama kegetiran.
       Gagasan awal pembuatan dari film yang  mulai beredar per tanggal 30 Desember lalu, sebagaimana diungkapkan Parwez, seusai preview film Ngenest di Jakarta, berangkat dari kesuksesan buku Ernest Prakasa berjudul Ngenest: Ngetawain Hidup ala Ernest. Yang menurut  Parwez, menghibur sekaligus menginspirasi,” Karena mengangkat isu asimilasi dan harmonisasi dalam masyarakat kita yang heterogen,” kata produser asal Tasikmalaya ini.
       Selain dikenal sebagai Komika di Stand-Up Comedy yang acap menyampaikan materi sangat berani dan cerdas, Ernest di mata Parwez, dinilai cakap dalam menyampaikan ilustrasi diskriminasi via komedi dengan terbuka. Dari sinilah, Ernest langsung diapercaya menjadi sutradara dari film Ngenest: Kadang Hidup Perlu Ditertawakan.
       Di film yang mengalir linear, ringan dan sangat menghibur ini, ada 4 fase kehidupan yang ditampilkan sebagai menu utama cerita. Dari masa Ernest masih SD, SMP, mahasiswa hingga memasuki dunia kerja.
          Dan yang paling utama, masa di mana Ernest berbahtera dengan wanita pribumi yang sangat dicintainya, dengan segala dinamika persoalan dan kelucuannya. Tidak ada yang mengernyitkan dahi di film ini, karena, sejumlah Komika dilibatkan dalam film ini.
            Ernest yang berlakon sebagai dirinya sendiri, dibantu sosok Meira (dilakoni dengan baik oleh Lala Karmela), Patrick (Morgan Oey), Ernest Remaja (Kevin Anggara), Patrick Remaja (Brandon Salim), Willy (Ge Pamungkas), Bowo Remaja (Fico Fachriza), Boss Ernest (Lolox Ahmad), Abdul (Adjis Doaibu), hingga Papa Ernest (Ferry Salim), Mama Ernest (Olga Lydia), dan Papa Meira (Budi Dalton) berhasil menghadirkan tontonan, yang sebagaimana trade mark film Starvision Plus lainnya, diikhtiarkan sekaligus menjadi tuntunan, bagi penikmnatnya.
        "Saya banyak melakukan perombakan soal kelucuannya. Karena lucu di novel, ternyata divisualkan dalam gambar nggak lucu. Dan saya juga nggak mau pengulangan, jadi harus ada yang fresh," kata Ernest enteng. (Boeyil)

0 comments:

Post a Comment

Baca Juga ?

Social Icons