Perum
Damri Makassar Mengurai Kemacetan
Makassar,
Koran Investigasi
Makassar sudah jadi kota metropolitan, tentu
masalah-masalah perkotaan yang rumit juga melekat pada “Kota Daeng” ini. Salah
satunya yang sangat jelimet adalah persoalan kemacetan yang belum terhindarkan,
seperti kota-kota besar yang ada di Indonesia.
Pertambahan kendaraan roda dua atau lebih kian banyak
jumlahnya sementara ruas jalan masih tetap, untuk itu pemprov Sulsel menggagas moda transportasi massal
bekerjasama Perum Damri yang diberi label Trans Maminasata.
Menurut Bahari Kepala Bagian Operasional Perum Damri
Kantor Cabang Makassar Sulsel, pemerintah mengharapkan dengan moda transportasi
massal dari Damri, akan bisa mengurai kemacetan, utamanya di Makassar dan
sekitarnya.
“Sementara koridor
yang ada sekarang adalah, 3, dan 8 rute Bandara ke Pallangga menyediakan
armada sebanyak 3(tiga) unit, kemudian koridor 2 antara Bandara - Pettarani sebanyak
2 (dua) unit. Ini disediakan sesuai dengan kebutuhan yang ada, dan akan ditambah
jika diperlukan,” ujar Bahari ketika Koran Investigasi sowan ke kantornya Jl
Perintis.
Lanjut Bahari, Perum
Damri sendiri memiliki armada AKDP 18 unit, AKAP Palu 4 Unit, Bus Rapid Transit (BRT) 30 unit, dan
armada pengiriman paket barang 3 (tiga) truk. Dari semua armada Perum Damri
itu, dapat menghasilkan pendapatan rata-rata Rp 3,5 juta perhari katanya.
Namun sejak launchingnya Trans Maminasata 27 Juni
2015 lalu, maka pendapatan Perum Damri terus berkurang akibat menutup biaya
dari Trans Maminasata yang masih bersosialisasi dengan masyarakat di berbagai
kalangan katanya.
“BRT ini biaya BBM nya
berkisar Rp 1 juta perhari, sementara pendapatn yang diperolehnya setiap hari
belum bisa menutupi biaya operasionalnya,” ungkap Bahari sambil menanggapi
Koran Investigasi tentang kurangnya peminat terhadap BRT, katanya perlunya pengkajian
lebih mendalam lagi. (Andi Syahruddin)
0 comments:
Post a Comment