Sunday, 10 December 2017

Petani Bima Dipaksa Beli Pupuk Petrobio



Petani Bima Dipaksa Beli Pupuk Petrobio

Bima, Koran Investigasi
Petani Selalu Dalam Posisi Tawar Paling Rendah
Memasuki masa tanam Januaari 2018, pada akhir Tahun 2017 ini, masyarakat petani penggarap sawah Kab. Bima sudah mulai riuh rendah  menyuarakan ketidakadilan di tengah masyarakat. Sejak musim panen raya tiba, petani disibukkan dengan harga gabah rendah, kini pupuk bersubsidi Urea sengaja dilangkakan oleh para spekulan yang ada di Kota Bima dan Kab. Bima, sehingga bisa mendapatkan keuntungan berlipat-lipat dari petani.
Ironisnya pupuk langka di akhir Tahun 2017, pupuk Urea dijual Paket dengan Petrobio Non Subsidi dengan harga tinggi, jika petani tidak mau Petrobio jangan harap mendapatkan pupuk bersubsidi Urea. Berkali-kali para petani katakan bahwa uang mereka tidak cukup untuk membeli Petrobio, namun agen tidak menerima alasan karena keuntungan yang menjanjikan tadi.
Dengan terpaksa para petani membeli untuk memenuhi persediaan pupupknya masa tanam Januari 2018, meski ia mengetahui ‘dikadali’ para spekulan pupuk dengan harga tinggi. Bayangkan saja katanya pupuk bersubsidi Urea dibandrol Rp 100ribu(seratus ribu rupiah) padahal Harga Eceran Tertinggi (HET) @Rp 90.000,-.per zak (50 kg). Jika diambil 2(dua) zak  berarti petani harus keluarkan Rp 200ribu.
Harga Pupuk Seenaknya Ditentukan Oknum Distributor
Belum pupuk non subsidi Petrobio yang diharuskan petani mengambilnya dengan harga Rp 100ribu untuk ukuran kemasan 5(lima) kg, jika hendak mengambil pupuk bersubsidi Urea. “Belakangan harga pupuk Petrobio diturunkan harganya menjadi Rp 80ribu karena mendapatkan protes petani, padahal sudah banyak petani telanjur mengambilnya dengan harga tinggi,” ungkap petani yang tidak mau disebutkan identitasnya. 
Meski begitu, petani tetap berjubel antri di depan agen pengecer di masing-masing desa untuk membeli pupuk guna mengamankan stock pupuknya, mereka khawatir terjadi kelangkaan pupuk di Januari 2018 mendatang, seperti yang terjadi di UD Oi Jangka Desa Parangina Kec. Sape Kab Bima pada Jumat (08/12/2017). Pada pukul 13.00 Wita, warga berebutan hingga cekcok mulut untuk mendapat pupuk Urea bersubsidi senilai Rp 100.000 per zak. Sekadar diketahui pupuk subsidi yang diterima oleh UD Oi Jangka sebanyak 8,5 Ton ludes habis ketika diserbu oleh warga.
Penjualan serupa di agen pengecer UD Usaha Tani, pada pukul 16.00  membagikan pupuk kepada masyarkat, dengan sistem penjualan paket, 2(dua) zak Urea dan 1(satu) bungkus pupuk Petrobio dengan harga paket Rp 280.000. Kedatangan pupuk ini, lewat rekomandasi petugas pertanian dan Rencana Definitif  Kebutuhan Kelompok (RDKK).
Warga sangat menyayangkan para agen pengecer menjual pupuk bersubsidi dengan sistem paket mencapai Rp 300.000, dengan rincian  1 bungkus Pupuk Petrobio  berisi 5 Kilogram(Kg) non subsidi di bandrol harga Rp 100.000 dan 2 zak Urea bersubsidi di hargai @Rp 100.000 per zaknya.
Sementara Ditempat lain, seorang warga yang tidak mau  namanya disebut,  menyampaikan pada media ini di lokasi, ia membeli paket pupuk di desa lain di waktu yang sama, sebesar Rp 125.000 terdiri dari 1 zak Urea dan 1 bungkus plastik pupuk petrobio berisi 2 kilogram. “Saya jadi bingung, kenapa terjadi perbedaan harga antara satu agen dengan agen lainnya,” katanya dengan serius.
Di lokasi yang sama, warga lain tanggapi kelakuan spekulan, namun sebelumnya ia berpesan agar identitasnya  dirahasiakan. Mengaku menghubungi orang tertentu, “Ia beritahukan saya, bahwa pupuk petrobio 1 bungkus berisi 5 kg berharga 40.000 saja, dan jika dijual Rp 100.000, mencapai 120 porsen dari harga semula, ” ungkapnya menerka-nerka oknum distributor mempermainkan harga.
Menanggapi harga pupuk di tengah masyarakat, Sekretaris KUPT Pertanian Kec. Sape,  Ir. Abdul Haer di lokasi, "Pihaknya hanya memantau pupuk Urea yang bersubsidi saja, dengan harga jual Rp 100.000 per zak, masih berkatagori harga yang wajar, belum ke harga tidak wajar, sekalipun harga HET nya sekitar  Rp 90.000 per zak Urea tersebut. Dan kami sudah koordinasi dengan pemilik agen pengecer UD Usaha Tani dan Oi Jangka, supaya menjual petrobio kurang dari 100.000, tidak terlalu memberatkan masyarakat”.
Lanjutnya, "Pupuk yang masuk di Kec. Sape untuk bulan ini, sebanyak 200 ton. Seperti di UD Oi Jangka mendapat jatah 10 ton, dan yang di angkut sekarang 8,5 Ton. Itu disesuaikan muatan mobil, jadi tersisa 1,5 ton. Serta untuk UD Usaha Tani sebanyak 15 Ton, dan di muat dua kali,” ungkap Sektaris KUPT.
Pada pukul 18.30 pemilik UD Oi Jangka, pada media ini harga paket 2 zak Urea dan 1 Petrobio sudah di kurangi menjadi Rp 280.000, atas saran dari petugas pertanian dan berkoordinasi juga dengan distributor utama di  Kota Bima.
Pembagian pupuk pada hari Jumat (08/12/17) ba'da Sholat Jumat di UD Oi Jangka dan sorenya di UD Usaha Tani, di pantau langsung oleh  Syahruddin, SP, Kepala KUPT, Sekretarisnya, Ir. Abdul Haer, juga staf nya bernama Ismail bersama Babinsa Desa Parangina Kopda Aladin.( Edi Mulyadi)

0 comments:

Post a Comment

Baca Juga ?

Social Icons