Petani
Bima Dipaksa Beli Pupuk Petrobio
Bima,
Koran Investigasi
Petani
Selalu Dalam Posisi Tawar Paling Rendah
Memasuki masa tanam Januaari 2018, pada akhir Tahun
2017 ini, masyarakat petani penggarap sawah Kab. Bima sudah mulai riuh
rendah menyuarakan ketidakadilan di tengah
masyarakat. Sejak musim panen raya tiba, petani disibukkan dengan harga gabah
rendah, kini pupuk bersubsidi Urea sengaja dilangkakan oleh para spekulan yang
ada di Kota Bima dan Kab. Bima, sehingga bisa mendapatkan keuntungan
berlipat-lipat dari petani.
Ironisnya pupuk langka di akhir Tahun 2017, pupuk
Urea dijual Paket dengan Petrobio Non Subsidi dengan harga tinggi, jika petani
tidak mau Petrobio jangan harap mendapatkan pupuk bersubsidi Urea. Berkali-kali
para petani katakan bahwa uang mereka tidak cukup untuk membeli Petrobio, namun
agen tidak menerima alasan karena keuntungan yang menjanjikan tadi.
Dengan terpaksa para petani membeli untuk memenuhi
persediaan pupupknya masa tanam Januari 2018, meski ia mengetahui ‘dikadali’
para spekulan pupuk dengan harga tinggi. Bayangkan saja katanya pupuk
bersubsidi Urea dibandrol Rp 100ribu(seratus ribu rupiah) padahal Harga Eceran
Tertinggi (HET) @Rp 90.000,-.per zak (50 kg). Jika diambil 2(dua) zak berarti petani harus keluarkan Rp 200ribu.
Harga
Pupuk Seenaknya Ditentukan Oknum Distributor
Belum pupuk non subsidi Petrobio yang diharuskan petani
mengambilnya dengan harga Rp 100ribu untuk ukuran kemasan 5(lima) kg, jika
hendak mengambil pupuk bersubsidi Urea. “Belakangan harga pupuk Petrobio
diturunkan harganya menjadi Rp 80ribu karena mendapatkan protes petani, padahal
sudah banyak petani telanjur mengambilnya dengan harga tinggi,” ungkap petani
yang tidak mau disebutkan identitasnya.
Meski begitu, petani tetap berjubel antri di depan
agen pengecer di masing-masing desa untuk membeli pupuk guna mengamankan stock
pupuknya, mereka khawatir terjadi kelangkaan pupuk di Januari 2018 mendatang, seperti
yang terjadi di UD Oi Jangka Desa Parangina Kec. Sape Kab Bima pada Jumat (08/12/2017).
Pada pukul 13.00 Wita, warga berebutan hingga cekcok mulut untuk mendapat pupuk
Urea bersubsidi senilai Rp 100.000 per zak. Sekadar diketahui pupuk subsidi yang
diterima oleh UD Oi Jangka sebanyak 8,5 Ton ludes habis ketika diserbu oleh
warga.
Penjualan serupa di agen pengecer UD Usaha Tani, pada
pukul 16.00 membagikan pupuk kepada
masyarkat, dengan sistem penjualan paket, 2(dua) zak Urea dan 1(satu) bungkus
pupuk Petrobio dengan harga paket Rp 280.000. Kedatangan pupuk ini, lewat
rekomandasi petugas pertanian dan Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK).
Warga sangat menyayangkan para agen pengecer menjual
pupuk bersubsidi dengan sistem paket mencapai Rp 300.000, dengan rincian 1 bungkus Pupuk Petrobio berisi 5 Kilogram(Kg)
non subsidi di bandrol harga Rp 100.000 dan 2 zak Urea bersubsidi di hargai @Rp
100.000 per zaknya.
Sementara Ditempat lain, seorang warga yang tidak
mau namanya disebut, menyampaikan pada media ini di lokasi, ia
membeli paket pupuk di desa lain di waktu yang sama, sebesar Rp 125.000 terdiri
dari 1 zak Urea dan 1 bungkus plastik pupuk petrobio berisi 2 kilogram. “Saya jadi
bingung, kenapa terjadi perbedaan harga antara satu agen dengan agen lainnya,”
katanya dengan serius.
Di lokasi yang sama, warga lain tanggapi kelakuan
spekulan, namun sebelumnya ia berpesan agar identitasnya dirahasiakan. Mengaku menghubungi orang
tertentu, “Ia beritahukan saya, bahwa pupuk petrobio 1 bungkus berisi 5 kg
berharga 40.000 saja, dan jika dijual Rp 100.000, mencapai 120 porsen dari
harga semula, ” ungkapnya menerka-nerka oknum distributor mempermainkan harga.
Menanggapi harga pupuk di tengah masyarakat, Sekretaris
KUPT Pertanian Kec. Sape, Ir. Abdul Haer
di lokasi, "Pihaknya hanya memantau pupuk Urea yang bersubsidi saja,
dengan harga jual Rp 100.000 per zak, masih berkatagori harga yang wajar, belum
ke harga tidak wajar, sekalipun harga HET nya sekitar Rp 90.000 per zak Urea tersebut. Dan kami
sudah koordinasi dengan pemilik agen pengecer UD Usaha Tani dan Oi Jangka,
supaya menjual petrobio kurang dari 100.000, tidak terlalu memberatkan
masyarakat”.
Lanjutnya, "Pupuk yang masuk di Kec. Sape untuk
bulan ini, sebanyak 200 ton. Seperti di UD Oi Jangka mendapat jatah 10 ton, dan
yang di angkut sekarang 8,5 Ton. Itu disesuaikan muatan mobil, jadi tersisa 1,5
ton. Serta untuk UD Usaha Tani sebanyak 15 Ton, dan di muat dua kali,” ungkap
Sektaris KUPT.
Pada pukul 18.30 pemilik UD Oi Jangka, pada media
ini harga paket 2 zak Urea dan 1 Petrobio sudah di kurangi menjadi Rp 280.000,
atas saran dari petugas pertanian dan berkoordinasi juga dengan distributor
utama di Kota Bima.
Pembagian pupuk pada hari Jumat (08/12/17) ba'da
Sholat Jumat di UD Oi Jangka dan sorenya di UD Usaha Tani, di pantau langsung
oleh Syahruddin, SP, Kepala KUPT, Sekretarisnya,
Ir. Abdul Haer, juga staf nya bernama Ismail bersama Babinsa Desa Parangina
Kopda Aladin.( Edi Mulyadi)
0 comments:
Post a Comment