Wisata Sawahlunto Kuat Nuansa Kolonial Belanda
Sumbar, Koran Investigasi
Nama Sawahlunto sudah dikenal dunia sejak ratusan tahun lalu, semua itu
lantaran kota yang diapit bukit barisan tersebut dikenal sebagai salah satu
penghasil batu bara terbaik di dunia. Tidak mengherankan suasaa
Kota Sawahlunto, nuana zaman kolonial Belanda. Gedung-gedung pemerintahabya masih bergaya Belanda. Namun di beberapa bangunan, tidak lupa ditinggalkan pula bentuk bagonjong yang menjadi bentuk atap khas ranah Minang.
Kota Sawahlunto, nuana zaman kolonial Belanda. Gedung-gedung pemerintahabya masih bergaya Belanda. Namun di beberapa bangunan, tidak lupa ditinggalkan pula bentuk bagonjong yang menjadi bentuk atap khas ranah Minang.
Menyadari kota Sawahlunto memiliki
destinasi wisata alam yang menakjubkan. Maka pemkota Sawahlunto ingin terus
mengembangkan wisata yang memiliki sejarah begitu tinggi.
Sawahlunto yang berjarak sekitar 90 kilometer dari Padang, ibu kota Sumatera Barat, ini
menawarkan destinasi berupa kota tua yang berisi bangunan dan fasilitas sisa kegiatan tambang batubara yang pernah berjaya sejak 1888 hingga akhir abad ke-20
Untuk itu, Wali Kota Sawahlunto Ali Yusuf mengatakan soal upayanya mengembangkan kawasan wisata sejarah Kota Lama yang saat ini diajukan menjadi salah satu cagar budaya warisan dunia, pihaknya mengaku sangat membutuhkan dukungan dan bantuan dari pihak kementerian Pariwisata
"Untuk mengembangkan kawasan wisata sejarah tersebut, kami sudah menganggarkan dana sebesar Rp 3 miliar, sesuai kemampuan keuangan daerah yang ada," kata Ali Yusuf
Ali mengungkapkan dana sebesar jauh dari cukup, karena berdasarkan perhitungan biaya perencanaannya, kegiatan pengembangan membutuhkan dana sebesar Rp 20 miliar.
Ali mengatakan, dukungan sarana infrastruktur tersebut sangat dibutuhkan oleh Sawahlunto guna mendukung terwujudnya visi kota itu sebagai kota wisata tambang yang berbudaya pada tahun 2020.
"Semoga dengan kunjungan Menteri Arief Yahya ini, bisa membuahkan solusi terkait kendala pembiayaan dalam mendukung upaya pengembangan potensi kepariwisataan di kota ini," katanya.
Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya mengapresiasi upaya Pemerintah Kota Sawahlunto, Sumatera Barat mengembangkan potensi kawasan wisata sejarah di daerah itu.
"Kota Sawahlunto memiliki potensi yang sangat luar biasa, di samping bentang alam yang indah kota ini juga memiliki nilai sejarah yang tinggi dan cukup menggambarkan bagaimana sebuah kota modern dari abad ke-19 dibangun," katanya di Sawahlunto, Senin (30/11/2015).
Untuk menambah income APBD pemkot Sawahlunto yang dahulu mengandalkan pada sektor pertambangan batu bara ini kini mencoba menggenjot pariwisata. Hotel, museum, tempat rekreasi dan bangunan-bangunan tua di kota ditata ulang sehingga bisa lebih nyaman, apik dan siap menyambut turis baik domestik maupun mancanegara. Dan berikut adalah tempat yang sayang dilewatkan saat berada di Sawahlunto.
Sawahlunto yang berjarak sekitar 90 kilometer dari Padang, ibu kota Sumatera Barat, ini
menawarkan destinasi berupa kota tua yang berisi bangunan dan fasilitas sisa kegiatan tambang batubara yang pernah berjaya sejak 1888 hingga akhir abad ke-20
Untuk itu, Wali Kota Sawahlunto Ali Yusuf mengatakan soal upayanya mengembangkan kawasan wisata sejarah Kota Lama yang saat ini diajukan menjadi salah satu cagar budaya warisan dunia, pihaknya mengaku sangat membutuhkan dukungan dan bantuan dari pihak kementerian Pariwisata
"Untuk mengembangkan kawasan wisata sejarah tersebut, kami sudah menganggarkan dana sebesar Rp 3 miliar, sesuai kemampuan keuangan daerah yang ada," kata Ali Yusuf
Ali mengungkapkan dana sebesar jauh dari cukup, karena berdasarkan perhitungan biaya perencanaannya, kegiatan pengembangan membutuhkan dana sebesar Rp 20 miliar.
Ali mengatakan, dukungan sarana infrastruktur tersebut sangat dibutuhkan oleh Sawahlunto guna mendukung terwujudnya visi kota itu sebagai kota wisata tambang yang berbudaya pada tahun 2020.
"Semoga dengan kunjungan Menteri Arief Yahya ini, bisa membuahkan solusi terkait kendala pembiayaan dalam mendukung upaya pengembangan potensi kepariwisataan di kota ini," katanya.
Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya mengapresiasi upaya Pemerintah Kota Sawahlunto, Sumatera Barat mengembangkan potensi kawasan wisata sejarah di daerah itu.
"Kota Sawahlunto memiliki potensi yang sangat luar biasa, di samping bentang alam yang indah kota ini juga memiliki nilai sejarah yang tinggi dan cukup menggambarkan bagaimana sebuah kota modern dari abad ke-19 dibangun," katanya di Sawahlunto, Senin (30/11/2015).
Untuk menambah income APBD pemkot Sawahlunto yang dahulu mengandalkan pada sektor pertambangan batu bara ini kini mencoba menggenjot pariwisata. Hotel, museum, tempat rekreasi dan bangunan-bangunan tua di kota ditata ulang sehingga bisa lebih nyaman, apik dan siap menyambut turis baik domestik maupun mancanegara. Dan berikut adalah tempat yang sayang dilewatkan saat berada di Sawahlunto.
Kantor Bukit Asam. Bangunan ini
merupakan kantor perusahaan tambang Bukit Asam unit Penambangan Ombilin. Kantor
yang masih berarsitektur Belanda, dibangun di jantung kota sekaligus sebagai
ikon Sawahlunto.
Hotel Ombilin. Hotel ini menjadi
hotel tertua di kota. Dahulu, dijadikan penginapan para ahli tambang yang
didatangkan Belanda. Hingga saat ini pun nuansa arsitektur Belanda masih sangat
kental. Keberadaan hotel ini menjadi salah satu pusat kota Sawahlunto.
Gereja di Sawahlunto, Sumatera
Barat, masih bergaya arsitektur zaman kolonial.
Gedung Pusat Kebudayaan. Gedung
Societeit atau Gluck Auf berada persis di depan Hotel Ombilin. Pada masa
kolonial, gedung ini disebut juga Rumah Bola karena merupakan tempat bermain
bowling dan billiard para pejabat Belanda. Setelah direvitalisasi oleh
pemerintah daerah, akhirnya gedung ini beralihfungsi sebagai Gedung Pusat
Kebudayaan Sawahlunto.
Taman Segitiga. Bisa dibilang tempat
ini adalah alun-alun kota Sawahlunto. Sesuai dengan namanya, taman berbentuk
segitiga terletak di depan Kantor Bukit Asam. Muda-mudi Sawahlunto selalu
datang meramaikan suasana taman, baik siang maupun malam. Di sini deretan
pedagang tertata rapi membuka lapak dagangan mereka.
Silo. Merupakan tempat penyimpanan batu bara. Bentuknya seperti tabung raksasa. Jika Anda datang dari arah Batu Sangkar, tiga silo besar akan menyambut begitu memasuki kota. Sekaligus sebagai ikon kota.
Silo. Merupakan tempat penyimpanan batu bara. Bentuknya seperti tabung raksasa. Jika Anda datang dari arah Batu Sangkar, tiga silo besar akan menyambut begitu memasuki kota. Sekaligus sebagai ikon kota.
Kereta api wisata bertenaga batu
bara, Mak Itam, dipakai untuk membawa pebalap sepeda menuju ke lokasi start
etape 6A Tour de Singkarak 2011 Sawahlunto menuju Istano Basa Pagaruyung,
Sumatera Barat, Sabtu (11/6/2011). Panitia sengaja mengajak peserta Tour de
Singkarak 2011 menaiki kereta api Mak Itam untuk mempromosikan potensi wisata
di kota Sawahlunto.
Galeri Info Box. Galeri ini
merupakan pusat informasi wisata di Sawahlunto. Gedung yang pernah menjadi
pusat pertemuan para pekerja tambang ini juga menyimpan koleksi mengenai
sejarah tambang dan orang rantai di Sawahlunto.
Lubang Mbah Soero. Ini merupakan
lobang tambang pertama di Sawahlunto. Lokasinya berada di Lembah Soegar. Sejak
tahun 2007 lobang ini dibuka untuk dijadikan wisata menelusur terowongan
tambang dengan nama Lubang Mbah Soero.
Museum Goedang Ransoem. Museum ini
dahulu adalah dapur umum, tempat mengolah makanan para pekerja tambang. Di
dalamnya menyimpan peralatan masak raksasa yang digunakan untuk memasak saat
itu. Selain dapur, kompleks museum juga terdiri dari beberapa bangunan seperti
galeri etnografi, galeri Malaka, dan Iptek Center.
Alat masak raksasa, salah satu koleksi Museum Goedang Ransoem di Kota Sawahlunto, Sumatera Barat.
Alat masak raksasa, salah satu koleksi Museum Goedang Ransoem di Kota Sawahlunto, Sumatera Barat.
Museum Kereta Api. Bangunan ini
dahulu adalah Stasiun Kereta Api Sawahlunto. Kereta ternama yang menjadi
koleksinya adalah lokomotif uap bernomor E 1060 bernama Mak Itam.
Waterboom. Tempat ini pernah menjadi
pemandian pejabat dan putra-putri Belanda. Letaknya berada pada topografi
perbukitan dengan luas sekitar 7 hektar.
Resort Kandi. Wisata alam terbuka
yang berada di sisi Danau Tandikek. Ragam atraksi wisata ditawarkan, mulai dari
wisata air perahu naga, speedboat, sepeda air, dan banana boat. Serta wisata
alam outbound, go cart dan ATV. Selain atraksi wisata wahana ini juga
dilengkapi dengan koleksi satwa. (Boeyil)
0 comments:
Post a Comment