Ice Didera Tumor Ganas Butuh Uluran Tangan Dermawan
Bima, Koran Investigasi
Ice
Kusnawati penderita tumor ganas, lahir 1987 dari RT 08, RW 04, Dusun Guda, Desa
Bugis, Kec Sape, Kab Bima NTB, Putri ke 4 dari 10 bersaudara, dari
pasangan Muhrin (Alm) dan Siti Sarah.
Ibunya
Siti Sarah menjadi tulang punggung keluarga nya, karena suaminya tercinta sudah
lama meninggal dunia 2010. Untuk melanjutkan hidup dan menutupi kebutuhannya
sehari hari, ia menjual ikan kecil- kecilan, maklum tidak modal katanya.
Sedangkan
anaknya menderiata tumor ganas, sejak Maret
2014, berawal benkak kecilan, dan kemudaian melakukan pemeriksaan medis,
an2014, dari hasil visum dokter ia mengidapt Tumor Koli, dan dengan surat
rujukan rumah sakit setempat, melakukan pengobatan di Bali November 2014,
kemudian kembali awal Januari 2015.
Siti
Sarah, orang tua pasien, kepada media Senin 23/11, pukul20.00, di rumahnya, “Kita
melakukan pengobatan lanjut lewat BPJS kesehatan, ke Bali selama 7 bulan, dari
April hingga Oktober 2015, “Sudah 5 kali
Kemoh Terapi, dan 25 kali pengobatan dengan sinar lacer, dan hingga kini sudah
8 kali kemoh terapi, dan penyakitnya sudah stadiun ganas, dengan hasil yang di
simpulkan Tumor Nasofarin,” ungkapnNya.
Lanjutnya
selama 7 bulan pengobatan, tidak membuahkan hasil, malah tambah membekak, bernanah
dan berdarah. Menurutnya, tampa ijin dari dokter setempat, ia pulang karena
sudah terjadi pendarahan yang cukup hebat.
"Saya
hanya berdua dengan anakku yang sakit ini saja, pulang-pergi berobat tanpa saya
berpikir dengan rasa takut, demi untuk penyembuhan. Namun tidak ada hasil jua,
pikirku ketika itu, daripada mati di sini, lebih baik pulang saja,” ungkap dengan
rasa sedih.
Terkait
pelayanan rumah sakit dan dokter, katanya sangat baik dan obat nya juga selalu
tersedia, serta selalu dikontrol secara berkala. Namun ia prihatin yang dialami,
tanpa ada keluarga dan saudara, dengan biaya yang tidak ada. Bersyukur katanya,
masyarakat sekitar rumahnya sangat
simpatik dengan segala kekurangannya.
Tak urung
juga dating dengan sangat empati dari tokoh pendidikan M. Saleh Yusup, Ketua/pendiri
Yayasan Sekolah Darrul Ulum, di Tolo
Lai, Desa Mawu Kec Ambalawi, Kab Bima NTB.
M Saleh
Yusup, yang di sapa akrab Bang Alan Gutters, kepada media ini, di rumah pasien,
“'Di sekitar ini, banyak kalangan dermawan, dan tokoh-tokoh yang berduit, yang
harus turut membantu, saudara kita yang tertimpa musibah, jangan di biarkan, apalagi
keluarga rumah tangga yang tidak mampu, begitupun dari Dinas Sosial dan Pemda
Kab Bima, harus memberikan bantuan, baik untuk pengobatannya, maupun untuk
membantu kebutuhan sehari-hari, apa lagi, yang menjadi tulang punggung
keluarga, hanya seorang ibu janda, tanpa ada pemasukan dan penghasilan yang
tetap,” jelasnya dengan nada sedih menyayangkan.
Lanjut
Bang Alan Guteres, kita semua harus terlibat dan lebih peduli, terhadap sesama
masyarakat, untuk memberikan bantuan, baik secara materil, tenaga, pikiran, dan
bentuk perjuangan lainya, sebagai contoh solidaritas antara sesama, merupakan
juga kepekaan dari budaya Bima katanya.
"Ku
berharap ada donator, dan para dermawan, masyarakat sekitar, yang secara ikhlas
untuk menolong. Lebih-lebih, Kepada Dinas Sosial yang terkait dan Pemda Kab
Bima, agar bisa memperhatikan dan peduli terhadap masyarakat, apa lagi seperti keluarga
tidak mampu,” katanya.
(Edy Mulyadin)
0 comments:
Post a Comment