Tangerang, Koin, - SMP
Alfa-Sanah pengembangan dari pondok pesantren yang berlokasi di Kecamatan
Cisauk Kabupaten Tangerang. Kemudian berkembang pesat dengan jumlah murid
yang membludak setiap tahun. Hingga sekarang, sekolah ini
sudah mandiri. Menurut pihak manajemen yayasan pendidikan katanya, kemandirian dikarenakan
pihak sekolah utamanya kepala sekolah sangat peduli pada
dunia pendidikan.
Pria kelahiran Tasikmalaya, H. Ubu Misbahhudin, M.
Mpd, lengkapnya akrab disapa H. Ubu, Kepala Sekolah SMP
Alfa-Sanah yang sukses mengelola lembaga pendidikan yang selama
ini. Dengan sistem pembelajaran Boarding
School, pelajar cepat mengerti. Dengan sistem inipula, banyak tertarik
dari luar Kabupaten Tangerang seperti
Bogor, Jakarta dan Banten.
Selain itu lokasi
sekolah dan tempat yang masih
asri, jadi pavorit peserta didik. Lingkungan sekolah seperti
suasana
pedesaan yang tenang, jauh dari bisingnya
suara knalpot kendaraan bermotor sehingga siswa akan lebih pokus dalam belajar.
Pihak lembaga sendiri,
menyediakan
asrama putra-putri dengan biaya yang sangat terjangkau.”kami hanya
minta perbulan Rp. 250.000’-(dua ratus limapuluh ribu rupiah) per siswa untuk biaya uang makan saja. Jika
dibandingkan dengan yang lain lebih murah ini,” ujar
pengelola.
Salah satu murid yang
betah belajar di perguruan ini, adalah Mudipah. Menurutnya Pada setiap Hari Minggu, orang tuanya
berkunjung di SMP Alfa-Sanah. Katanya, dengan adanya kunjungan sekali dalam seminggu rutin, maka orang
tua/wali sering bertemu sehingga serta merta akan tercipta jalinan silaturahim para guru dengan peserta anak
didik itu sendiri. Keakraban kekeluargaan terasa, saling berbaur dan menyapa menjadi
pemicu semangat untuk anak-anak semangkin giat belajar,
katanya.
Wartawan Koran Investigasi
mewancarai Siti Ratnasari biasa dipanggil Ira asal Serpong
Tangerang, siswi SMP Alfa-Sanah Kelas VII yang sedang menerima kunjungan orang tuanya
dengan sumeringah berucap, Ia sangat puas di
asrama dengan fasilitas cukup. Meskipun jauh dari orang tua,
tetap semangat mengejar cita-cita agar bisa menjadi
anak yang berguna buat Nusa Bangsa dan Agama walaupun kadang, kala suka dan
sedih. “Biasa
kangen
sama orang tua, tapi saya tetap belajar tegar dengan mengikuti
kegiatan ektra kulikuler marchingband dan komputer setelah
selesai jam sekolah dan malam harinya mengikuti pengajian belajar kitab kuning,”
jelasnya berpanjang lebar dengan berdalih.M
Abdul Rosyid Aom
0 comments:
Post a Comment