Jakarta , Koran
Investigasi
Seperti biasa
pada umumnya hobi mendatangkan kepuasan tersendiri, dan terkadang dilakukan
dari diri sendiri serta dengan senang hati. Walaupun jika itu, harus mengeluarkan dengan sejumlah uang, begitupula
dengan waktunya yang terbuang.Seperti dengan penggemar batu unik (batu akik),
mereka rela mengorbankan uang dan tenaga serta waktunya, demi kegemarannya itu.
Batu yang
biasa disenangi pencinta permata itu, karena bentuk dan warnanya yang unik.
Dari ciri khas itulah, mereka tak segan-segan mengeluarkan uang, berapapun
harga jualnya, jika salah satu batu
diincarnya. Tak jarang para kolektor
batu akik diserbu oleh penggila batu akik. Alasannya macam-macam, antara lain
untuk perhiasan jari tangan, kalung, juga jadi sekedar pajangan pemanis ruangan.
Kini para
penggemar dan pelaku usaha batu alam tersebut marak dibebagai daerah maupun
kota besar di Indonesia. Pasaran batu akik bervariasi, tergantung dari kesukaan
penggemar. Biasa jenis yang paling banyak disenangi penikmat batu akik, seperti
Kalimaya, Sungai dare, Bacan, Panca warna, Lavender dan lain sebagainnya.
Sebut saja Roy
yang akrab dipanggilkan di lingkungan pedagang batu cincin. Saat ini, ia
memulai usahanya dengan membeli beberapa buah batu cincin dan dijualnya yang lebih
dari harga belinya. Dengan mencoba berusaha dengan memulai dari hobinya itu, dan ia melanjukan usahannya bermodalkan
pas-pasan, katanya dalam hitungan beberapa bulan Roy kini mampu membeli alat
pemotong batu atau mesin dynamo sebagai alat membantu proses pengerjaan dasar
dari bahan hingga menjadi batu siap pakai.
Roy termasuk orang yang senang bergaul, apalagi
sesama pencinta cincin. Dengan mudah bergaul Roy bersama Musli, akhirnya
terbentuk komunitasnya sendiri, dan memiliki banyak relasinya dikalangan sesama
penghobi batu. Roy bersama Musli dan teman-temannya saling bekerjasama dalam
pemasaran atau membentuk batu sehingga menjadi permata yang menarik, kemudian
dijual. Maka tak heran pun, ia menikmati keuntungan yang menggiurkan
“Hasil
keuntungannya, kita bagi rata. Kadang-kadang pembagian bisa bedua, juga bisa
banyak orang, tergantung kerjasamanya,” ungkap Roy yang optimis.
Watawan Koran
Investigasi menyambangi kediaman pemuda yang serba bisa itu, termasuk pandai
mengelas besi itu. Ditengah kesibukannnya memotong batu untuk membentuk batu
permata, guna memenuhi pesanan dari
pelanggannya. Roy juga dengan senang hati, berbuka diri bila ada pesanan khusus,
bisa memilih bahan bakunya dari batu khusus. Berminat dengan batu cincinnya,
bisa menghubunginnya atau berkunjung ketempat lokasi pembuatan batu tersebut
diwilayah Cakung Jakarta Timur.
“Bahan batu
yang saya beli seharga Satu Juta Rupiah, dapat menghasilkan lima buah
batu cincin siap pakai beserta asesorisnya. Biasanya saya hargai dengan eceran
Rp 300.000,- per buah,” jelasnnya disela-sela
aktivitasnya, membuat batu cincin. * Didi Wijayanto/ AS
0 comments:
Post a Comment