Tuesday, 1 April 2014

12 Residen Lari Dari Balai Rehabilitasi BNN

Makassar, Investigasi
12 residen melarikan diri dari Balai Rehabilitasi November 2013 hingga sekarang belum ditemukan. Membuat Drg Nur Syamsi, Mkes, Kepala PLT Balai Rehabilitasi BNN Baddoka Makassar geram, dan melakukan reaksi cepat, dengan berkordinasi pihak BNN, Kapolrestabes Makassar dan Kapolres
Jeneponto. Pasalnya, diantara yang lari ada mantan anggota dewan Kab Jeneponto, periode 2009-2014. Yang notabene keluarganya tidak mau bekerja sama, malah sengaja disembunyikan karena jika ditelepon
mereka enggan mengangkatnya. Ketika diklarifikasi, NurSyamsi membenarkan dan tidak memberikan nama jelas buronan tahanan BNN tersebut, karena menurutnya ada etika baku yang tidak boleh menyebutkan nama satu persatu. Walaupun itu narapidana yang lag
i menjalani masa tahanannya, dan sedang pemulihan kecanduan obat. Dari beberapa informasi yang didapat Koran Investigasi, terrnyata Yusril Awal mantan anggota dewan ini, yang melakukan provokasi terhadap temannya sesama residen.
Drg. Nursyamsi, M.Kes
Kepala PLT Balai Rehabilitasi BNN-Makassar
“Saya sampaikan kepada keluarganya, supaya menyerahkan secepatnya untuk pemulihan. Jangan sampai menjadi buronan dan DPO kepolisian, tentu akan memperberat hukumannya,” jelas Drg Nur Syamsi, ketika dikonfirmasi ulang Minggu 16 Februari 2014 yang sangat menyesalkan bagi mereka melarikan diri. Lanjut Nur Syamsi, dari 12 yang melarikan diri ini, hanya 11 residen diantaranya berhasil dikembalikan ke Balai Rehabilitasi, untuk pemulihan dan menjalani sisa hukumannya. Dari mereka menyebutkan, ia diimingimingkan uang Rp 15 juta jika berhasil melarikan diri, hingga dia akan diberikan sejumlah paket sabu-sabu dari mantan anggota dewan yang besangkutan. Masih kata Nur Syamsi, dari sekian banyak kemufakatan jahat yang dilakukan, ternyata arogansi mantan anggota dewan ini, ‘tidak ketulungan’ selalu saja berbuat onar setiap saat bersama teman-temannya untuk memancing yang lainnya. Diakui Nur Syamsi, selama mantan politisi ini menempati rehabilitasi 26 Agustus hingga hengkang melarikan diiri, keadaan Balai Rehabilitasi tidak pernah tenang. Penentangan pelanggaran hingga memprovokasi bersama residen yang berhasil dirangkulnya, tidak pernah berhenti. “Memang orang seperti ini, harusnya ada perlakuan khusus dari Balai Rehabilitasi,” ungkapnya, tanpa menjelaskan lebih rinci seperti apa yang akan dilakukan tim dokter nantinya.

Yang pasti akan memperketat pengawasannya. Soal lolosnya keluar dari Balai Rehabilitasi, menurut Nur
Syamsi, ke 12 residen ini, keluar kepintu gerbang dengan mengancam penjaga pintu gerbang. Kebetulan pada dini hari, perempuan yang menjaga pintu gerbang, sedangkan dua lainya laki-laki berpatroli keliling, saat itulah mereka beraksi dengan berbagai macam senjata dibawahnya untuk mengancam petugas, katanya.
Lebih jauh Nur Syamsi memaparkan perkembangan baru Balai Rehabilitas dipimpinnya, ternyata masyarakat sudah mulain mempercayai keberadaannya, dimana mereka dengan kesadarannya sendiri membawa
keluarganya yang kecanduan untuk berobat, sekaligus dengan pemulihan. “Ada dari Jawa, dan Sumatera. Alasannya, jauh-jauh membawa ke sini, karena tidak mau dikenali anaknya. Dan mereka rata-rata usia produktif, antara 17 hingga 40 tahun,” jelasnya dengan gamblang. *Andi  Syahruddin



0 comments:

Post a Comment

Baca Juga ?

Social Icons