Wednesday, 1 March 2017

Diana Jungkir-Balikkan Tarling Demi Kesetaraan Gendre Musik



          
Diana Jungkir-Balikkan Tarling Demi Kesetaraan Gendre Musik
 Jakarta, Koran Investigasi
        Setelah berkutat di wilayah Pantura dan namanya sudah berkibar di seputar Indramayu, Cirebon, Majalengka dan Brebes. Diana Sastra sang biduan, Ratu Tarling tengah mencoba mencari keberuntungan di industri musik Tanah Air. Lewat tangan Agi Sugiyanto, bos Pro Aktif yang sukses mempopulerkan kelompok Trio Macan menjadi grup vokal yang mumpuni di Indonesia.
        "Saya mendapat dukungan moral dari pak Agi, katanya jangan jago kandang di wilayah Pantura tapi harus go nasional. Akhirnya saya coba deh," kata Diana Sastra ketika bincang dengan awak media di Radio Muara Cipinang Jakarta Timur Rabu (28/2).
       Diana Sastra yang sejak usia remaja  telah ‘kejeblos’ di dunia tarling. Sehingga tak mengherankan, ia pun mendapat cap Ratu Tarling, juga julukan Dewi Pantura.
       “Iya karena kebetulan saya berkesenian di Tarling, mungkin cara gampangnya para penggemarku bikin julukan dengan Si Ratu Tarling atau Si Dewi Pantura. Koq, jadi kelihatan heboh ya?” ungkap Diana Sastra terbiasa menyapa penggemarnya di atas panggung dengan teriakan Sedulur FDS (Fans Diana Sastra).    
           Sementara itu, penyanyi yang tetap menetap di Cirebon dan sama sekali tak bermimpi untuk memiliki rumah tinggal di Jakarta, Diana Sastra menjelaskan, kalau sama sekali menghadapi kesulitan untuk jarak tempuh antara Cirebon – Jakarta pp. “Karena lahir dan dibesarkan, juga terus juga rejeki nyanyinya kebanyakan didapat seputaran Pantura, jadi Jakarta cukup kalau ada job nyanyi sajalah,” paparnya mesam-mesem.
          Sedangkan kehadiran Diana Sastra selama tiga hari di Jakarta, ia pun menjelaskan, terkait kegiatan syuting Inbox SCTV (Minggu, 26/2), kunjungan ke kantor redaksi Beritaenam.com, Musikpantura.com serta fitting kostum di Susan Budihardjo (Senin, 27/2), terakhir live Bincang-Bintang Radio Muara, Radio CBB dan Matrix TV (Selasa, 28/2). “Jadi ke Jakarta cuma untuk kegiatan promo single Juragan Empang saja,” kata Diana Sastra yang menyertakan sebanyak lima orang ini.
        Meskipun ia menyimpan rasa kecintaan yang tingginya terhadap kesenian Tarling. Namun Diana Sastra mengungkapkan, kalau kesenian Tarling belum mendapatkan ‘kursi empuk’ di industri musik Indonesia, berbanding terbalik dengan musik pop, rock atau dangdut.
        “Andaikan saja televisi mau berbagi ‘panggung’ untuk musik Tarling seperti jenis musik lainnya. Saya percaya mayor label pasti akan berlomba untuk ngeluarin Tarling. Karena biar bagaimana selain radio, televisi juga punya peran besar untuk memasyarakatkan Tarling,” papar Diana Sastra yang telah mengantongi sebanyak 21 album rekaman.
       Pilihan pun demi memasyarakatkan Tarling yang sejatinya hanya melibatkan Gitar dan Suling. Diana Sastra pun menceritakan, meramu menjadi tardhut (tarling dangdut) juga ikut melengkapi dari hair stylist, kostum, dan aksi panggungnya. “Jadi kalau dulu penyanyi Tarling terbiasa dengan gaya berkebaya. Saya mencoba menjungkir-balikan ini lho Tarling. Mala pernah juga saya kolaborasikan dengan band Reggae, jadinya Tarling-Reggae,” papar Diana yang tengah mempromokan single Juragan Empang Ciptaan Nono Trondol.     
       Bila ingat dengan lagu Tarling Pemuda Idaman yang akhirnya bisa men-nasional. Bukan tak mungkin lagu Jurangan Empang yang dinyanyikan kembali Diana sastra lewat labet Pro Aktif  Musik dan telah wira-wiri di INBOX (SCTV) juga Bintang Pantura (Indosiar). “Saya pikir nasib lagu Tarlingan Juragan Empang bisa masuk! dan diterima di kancah nasional,” ujar penyanyi kelahiran Cirebon, 14 Maret 1978 ini. (Buyil)

0 comments:

Post a Comment

Baca Juga ?

Social Icons